Jebakan orang berilmu adalah kesombongan yaitu dengan mengikutkan diri ini dalam kemampuan. Sehingga diri kita akan selalu merasa bahwa kita sendirilah yang benar berdasarkan kepahaman atau pelajaran yang kita dapatkan dari sumber katanya.
Menurut si anu, menurut si itu,.. kata si anu, dan kata si itu... Mengapa Ilmu pengetahuan itu harus kita dasarkan pada pendapat orang lain saja. Karena kita secara tidak langsung telah membatasi diri kita sendiri atas anugrah akal dan fikiran yang Allah berikan kepada setiap manusia utamanya kepada diri kita sendiri.
Mengapa kita belajar hanya atas dasar katanya.. ?? Cobalah amati sumber ilmu kita, pastilah kita dapatkan dari luar diri, baik itu dengan membaca melalui kitab atau mendengar langsung dari perkataan orang lain. Begitupun dengan Mereka yang terdahulu pastilah mereka mengetahuinya itupun dari orang-orang sebelum mereka. Begitulah proses pemahaman ilmu yang didasarkan pada pengetahuan secara turun temurun.
Jadi yang seharusnya kita anggap sebagai ilmu atau suatu kebenaran, itu jika diri ini telah melihat kebenaran tersebut lalu melakukannya dalam suatu perbuatan. Juga melalui suatu proses pencarian hakikat kebenaran itu sendiri. Artinya kebenaran yang di cari itu mutlak akan menjadi kebenaran jika diri kita sendiri telah membuktikan kebenaran itu dalam kehidupan serta perbuatan kita sehari-hati.
"Karena benar menurut orang lain belum tentu benar menurut diri kita sendiri sehingga kita akan terjebak pada pembenaran yaitu membenarkan apa yang mereka lakukan dan katakan."
Kebenaran yang sejati itu adalah pengetahuan yang hanya bisa kita dapatkan dari pelajaran kehidupan kita sendiri. Karena dalam kehidupan saat ini mengkaji segala sesuatu tentang pelajaran hidup pada diri kita sendiri itu sudah sangat jarang dan langka. Padahal sejatinya Ilmu pengetahuan itu adalah milik Allah. Dan Allah sendirilah yang akan memberikan kepahaman kepada siapapun yang Allah kehendaki.
Kita manusia tidak mengetahui segala sesuatu apapun kecuali hanya sedikit... Itulah mengapa kelebihan manusia yang Allah ciptakan sebagai Khalifah dimuka bumi ini karena hanya manusialah yang diberikan akal untuk berfikir, mencari, mengkaji dan mencerna sendiri setiap kebenaran yang mereka terima dari pelajaran yang Allah berikan kepadanya.
Mungkin saat dia bahagia, bersedih, bergerak, melihat, mendengar, ataupun ketika melakukan sesuatu itu hendaknya kita mengamati dan melakukan pembacaan terhadap diri kita sendiri. Apakah perbuatan ini berdasarkan perintah Allah ataukah keinginan diri kita sendiri. Itulah pelajaran yang kami maksud agar senantiasa diolah hingga menjadi kebenaran dan sumber pengetahuan.
Perbuatan diri ini akan menjadi suatu kebenaran dalam penilaian orang lain jika diri kita senantiasa melakukan sesuatu itu berdasarkan pada kejernihan hati yang terdalam.
Dalam Islam sendiri kita telah mengenalnya dengan Alquran dan hadist. Namun berbicara masalah ke 2 sumber ini haruslah benar-benar memahaminya. Karena jika salah menafsirkan maka akan salah pula dalam memaknai isi yang terkandung didalamnya... Kefakiran akan ilmu yang kita miliki yang membuatnya seakan-akan kita menjadi buta akan sumber ini.
Diakhir zaman saat ini sangat banyak manusia yang ingin mendapatkan keuntungan duniawi karena mempelajari Kitab suci dan berlindung dibalik ayat-ayat suci untuk meraih kepentingan pribadi mereka dan golongannya.
Maka teruslah belajar dan mintalah perlindungan serta kepahaman kepada Allah dari apa yang kita pelajari. Biarlah Allah sendiri yang akan menuntun kebenaran tersebut dengan caraNya. Itulah dasar utama mengapa mereka yang ingin terus belajar dan belajar akan semakin tidak mengetahui apa-apa...
Padahal semakin kita menyelami ke dua dasar jalan kebenaran itu, maka kita tidak akan pernah tersesat selama-lamanya karena itulah mengapa Rasullullah Saw diutus... Yaitu dengan tujuan menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak yang seperti apa yang di sempurnakan oleh Rasul. Yaitu sifat hewaniah kepada sifat ilahiyah.
Akal dan fikiran adalah jendelanya sedangkan hati adalah pintunya... Jadi seorang tamu yang bernama ilmu pengetahuan yang kami ibaratkan tersebut, haruslah menjadi tamu yang baik dengan masuk melalui pintu dan bukan melalui jendela. Ilmu pengetahuan itu haruslah disaring terlebih dahulu oleh hati barulah memfungsikannya sesuai akal pikiran kita.
Saat ini di era globalisasi terbukanya segala akses ilmu pengetahuan dapat kita mencarinya dari berbagai sumber... Apapun informasi yang ingin kita ketahui, miliki dan ingin kita dapatkan saat ini semua dapat kita akses hanya dengan sekali KLIK. Tanpa harus bersusah payah mencarinya kemana-mana namun dari tempat dimana saja yang kita ingin..
Suatu kebenaran itu bukanlah terletak hanya pada sebuah sumber... Namun sejauh mana kita mampu mengaplikasikan pengetahuan yang kita miliki itu untuk kebaikan atau kemaslahatan orang banyak. Itulah Ilmu yang bermanfaat. Karena semakin kita mengetahui sesuatu maka semakin banyaklah yang kita tidak ketahui dari pengetahuan itu.
Ilmu itu bagaikan air di lautan yang luas dan jika kita hanya mendapatkan segenggam air itu ditangan, maka janganlah kita merasa memilikinya. Karena lautan itu sangat luas... Jangan juga kita menutup mata ini untuk sesuatu pengetahuan yang baru karena bisa jadi Allah ingin mengajarkan kita tentang sesuatu yang kita tidak ketahui. Olehnya Teruslah belajar...
Teruslah mengkaji dan mencerna pengetahuan itu selama kita masih diberikan kesempatan untuk hidup. Karena ilmu itu adalah cahaya dan cahaya itu adalah penerang bagi kegelapan. Fungsikan lah cahaya itu dan terangilah diri kita dan sekitar kita dengan itulah angrah yang telah Allah berikan kepada kita akan menjadikan kita semakin berserah diri, tawadhu, dan Berikhsan. Insya Allah
Semoga yang sedikit ini bermanfaat...
#HakikatIlmu #SemakinBerilmuSemakinBodoh
#Tidaktauapaapa #andidedesalga