Minggu, 21 Februari 2021

Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca Indra untuk melengkapi eksistensi kehidupan kita dimuka bumi ini... Kesemua pemberian Allah itu apakah pernah kita sadari ???

Betapa Nikmatnya atas segala yang kita miliki sehingga dengan itu semua kita dapat melakukan aktifitas kehidupan yang di dunia ini dengan penuh kesyukuran. Namun banyak diantara kita yang lupa bahwa kehidupan ini bukanlah sebuah tujuan utama. Sehingga terlena oleh kenikmatan dunia itu dan lupa pada tujuan kita yang sebenarnya.

Dunia adalah tempat persinggahan yang menyenangkan, namun dibalik itu semua tujuan hidup kita adalah Amanah. Kehidupan ini adalah Ibadah yang tidak pernah ada putusnya jika kita sadari mengapa Allah memberikan kita kesempatan dan memilih kita sebagai Khalifahnya di Bumi.

Artinya Tujuan hidup ini sangat jelas bahwa kita dihidupkan dan dimatikan hanya semata-mata untuk beribadah kepadanya. Dalam konteks ini ada 2 nilai Ibadah yaitu Hablu Minnallah dan Habluminnas. Hubungan kita vertikal kepada Allah dan hubungan baik kita kepada sesama Manusia. Keduanya harus seimbang dan tidak berat sebelah.

Kita hidup di Alam Dunia maka manusiakan setiap manusia, karena kedudukan kita adalah sama dan yang membedakan kita dengan manusia yang lain adalah dari segi Ketakwaan. Makanya mengapa kita selalu dianjurkan untuk memperbaiki hubungan tersebut.

Kepada siapapun dia, walaupun berbeda keyakinan dan dari golongan, ras, suku, dan warna kulit apapun Kita semua adalah sama. Diciptakan Allah untuk saling mengenal dan saling berbuat kebaikan. Inilah tujuan hidup kita. Karena perbuatan baik yang menyangkut masalah manusia hanya bisa diselesaikan kepada mereka yang kita sakiti.

Maksudnya dosa kita kepada sesama manusia  itu lebih berat jalan penebusannya dibandingkan dosa kita Kepada Allah yang maha Pengasih, Maha Pengampun dan Penyayang. Sebelum kita meminta maaf kepada mereka yang kita Dzalimi itu, maka Pertanggungjawabanya akan kita pikul dikemudian hari nanti.

Jadi takutlah kepada perbuatan kita, Jagalah senantiasa diri ini dari menyakiti sesama mungkin tanpa kita sadari selama kita hidup  pernah merendahkan orang lain, menghina dan merendahkannya hanya karena mata kita salah melihat, atau mendengar.

Sehingga kita menyimpulkan dengan prasangka kita sendiri. Jagalah selalu diri kita sendiri dan jangan pernah sekalipun menghina bahkan menyakiti hati saudara kita. Karena bisa jadi mereka yang kita rendahkan ternyata sangat mulia akhlak dan amalannya disisi tuhanmu...

Semoga bermanfaat...

Sabtu, 20 Februari 2021

Puncak Ilmu Tertinggi Itu Semakin Bodoh

Jebakan orang berilmu adalah kesombongan yaitu dengan mengikutkan diri ini dalam kemampuan. Sehingga diri kita akan selalu merasa bahwa kita sendirilah yang benar berdasarkan kepahaman atau pelajaran yang kita dapatkan dari sumber katanya.

Menurut si anu, menurut si itu,.. kata si anu, dan kata si itu... Mengapa Ilmu pengetahuan itu harus kita dasarkan pada pendapat orang lain saja. Karena kita secara tidak langsung telah membatasi diri kita sendiri atas anugrah akal dan fikiran yang Allah berikan kepada setiap manusia utamanya kepada diri kita sendiri.

Mengapa kita belajar hanya atas dasar katanya.. ?? Cobalah amati sumber ilmu kita, pastilah kita dapatkan dari luar diri, baik itu dengan membaca melalui kitab atau mendengar langsung dari perkataan orang lain. Begitupun dengan Mereka yang terdahulu pastilah mereka mengetahuinya itupun dari orang-orang sebelum mereka. Begitulah proses pemahaman ilmu yang didasarkan pada pengetahuan secara turun temurun.

Jadi yang seharusnya kita anggap sebagai ilmu atau suatu kebenaran, itu jika diri ini telah melihat kebenaran tersebut lalu melakukannya dalam suatu perbuatan. Juga melalui suatu proses pencarian hakikat kebenaran itu sendiri. Artinya kebenaran yang di cari itu mutlak akan menjadi kebenaran jika diri kita sendiri telah membuktikan kebenaran itu dalam kehidupan serta perbuatan kita sehari-hati.

"Karena benar menurut orang lain belum tentu benar menurut diri kita sendiri sehingga kita akan terjebak pada pembenaran yaitu membenarkan apa yang mereka lakukan dan katakan."

Kebenaran yang sejati itu adalah pengetahuan yang hanya bisa kita dapatkan dari pelajaran kehidupan kita sendiri. Karena dalam kehidupan saat ini mengkaji segala sesuatu tentang pelajaran hidup pada diri kita sendiri itu sudah sangat jarang dan langka. Padahal sejatinya Ilmu pengetahuan itu adalah milik Allah. Dan Allah sendirilah yang akan memberikan kepahaman kepada siapapun yang Allah kehendaki.

Kita manusia tidak mengetahui segala sesuatu apapun kecuali hanya sedikit... Itulah mengapa kelebihan manusia yang Allah ciptakan sebagai Khalifah dimuka bumi ini karena hanya manusialah yang diberikan akal untuk berfikir, mencari, mengkaji dan mencerna sendiri setiap kebenaran yang mereka terima dari pelajaran yang Allah berikan kepadanya.

Mungkin saat dia bahagia, bersedih, bergerak, melihat, mendengar, ataupun ketika melakukan sesuatu itu hendaknya kita mengamati dan melakukan pembacaan terhadap diri kita sendiri. Apakah perbuatan ini berdasarkan perintah Allah ataukah keinginan diri kita sendiri. Itulah pelajaran yang kami maksud agar senantiasa diolah hingga menjadi kebenaran dan sumber pengetahuan.

Perbuatan diri ini akan menjadi suatu kebenaran dalam penilaian orang lain jika diri kita senantiasa melakukan sesuatu itu berdasarkan pada kejernihan hati yang terdalam.

Dalam Islam sendiri kita telah mengenalnya dengan Alquran dan hadist. Namun berbicara masalah ke 2 sumber ini haruslah benar-benar memahaminya. Karena jika salah menafsirkan maka akan salah pula dalam memaknai isi yang terkandung didalamnya... Kefakiran akan ilmu yang kita miliki yang membuatnya seakan-akan kita menjadi buta akan sumber ini.

Diakhir zaman saat ini sangat banyak manusia yang ingin mendapatkan keuntungan duniawi karena mempelajari Kitab suci dan berlindung dibalik ayat-ayat suci untuk meraih kepentingan pribadi mereka dan golongannya.

Maka teruslah belajar dan mintalah perlindungan serta kepahaman kepada Allah dari apa yang kita pelajari. Biarlah Allah sendiri yang akan menuntun kebenaran tersebut dengan caraNya. Itulah dasar utama mengapa mereka yang ingin terus belajar dan belajar akan semakin tidak mengetahui apa-apa...

Padahal semakin kita menyelami ke dua dasar jalan kebenaran itu, maka kita tidak akan pernah tersesat selama-lamanya karena itulah mengapa Rasullullah Saw diutus... Yaitu dengan tujuan menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak yang seperti apa yang di sempurnakan oleh Rasul. Yaitu sifat hewaniah kepada sifat ilahiyah.

Akal dan fikiran adalah jendelanya sedangkan hati adalah pintunya... Jadi seorang tamu yang bernama ilmu pengetahuan yang kami ibaratkan tersebut, haruslah menjadi tamu yang baik dengan masuk melalui pintu dan bukan melalui jendela. Ilmu pengetahuan itu haruslah disaring terlebih dahulu oleh hati barulah memfungsikannya sesuai akal pikiran kita.

Saat ini di era globalisasi terbukanya segala akses ilmu pengetahuan dapat kita mencarinya dari berbagai sumber... Apapun informasi yang ingin kita ketahui, miliki dan ingin kita dapatkan saat ini semua dapat kita akses hanya dengan sekali KLIK. Tanpa harus bersusah payah mencarinya kemana-mana namun dari tempat dimana saja yang kita ingin..

Suatu kebenaran itu bukanlah terletak hanya pada sebuah sumber... Namun sejauh mana kita mampu mengaplikasikan pengetahuan yang kita miliki itu untuk kebaikan atau kemaslahatan orang banyak. Itulah Ilmu yang bermanfaat. Karena semakin kita mengetahui sesuatu maka semakin banyaklah yang kita tidak ketahui dari pengetahuan itu.

Ilmu itu bagaikan air di lautan yang luas dan jika kita hanya mendapatkan segenggam air itu ditangan, maka janganlah kita merasa memilikinya. Karena lautan itu sangat luas... Jangan juga kita menutup mata ini untuk sesuatu pengetahuan yang baru karena bisa jadi Allah ingin mengajarkan kita tentang sesuatu yang kita tidak ketahui. Olehnya Teruslah belajar...

Teruslah mengkaji dan mencerna pengetahuan itu selama kita masih diberikan kesempatan untuk hidup. Karena ilmu itu adalah cahaya dan cahaya itu adalah penerang bagi kegelapan. Fungsikan lah cahaya itu dan terangilah diri kita dan sekitar kita dengan itulah angrah yang telah Allah berikan kepada kita akan menjadikan kita semakin berserah diri, tawadhu, dan Berikhsan. Insya Allah

Semoga yang sedikit ini bermanfaat...


#HakikatIlmu #SemakinBerilmuSemakinBodoh

#Tidaktauapaapa #andidedesalga


Sisi Lain Kampus Universitas Hasanuddin







#ExotismeHutanAlami
#UniversitasHasanuddin
#SisiLainKampusUnhas
#DanauUnhas
#pilihanspotmancing
#AndiDedeSalga

Jumat, 19 Februari 2021

Kembali ke ASAL

Setiap kehidupan pastilah tidak akan selamanya mengalami susah. Begitu juga dengan Kebahagiaan tidak akan selamanya kita akan berada pada situasi yang membahagiakan. Perjalanan kehidupan itu bagaikan air laut yang senantiasa pasang dan surut,...

Terkadang tenang dan terkadang bagaikan air mendayuh ke permukaan. Adakalanya kebahagiaan datang pada kehidupan kita sehingga kitapun melupakan kesedihan, begitupun juga sebaliknya segalanya tercipta berpasangan-pasangan bagaikan siang dan malam agar kita senantiasa belajar.

Namun janganlah kita terfokus pada keadaan tersebut, tetapkanlah batin ini akan pembelajaran serta hikmah disetiap keadaan yang kita alami sebagai bagian dari kehendak dan keinginan Allah. Agar kita tidak terlena oleh apapun yang menimpa dan terjadi pada hidup kita.

Ambil saja contoh ketika kita diberikan kesusahan karena dari hal inilah yang paling banyak berpengaruh pada kehidupan kita. Jika kita tidak melihat keinginan ALLAH dibalik kesusahan itu pasti kita tidak akan menerima. Pastilah kita juga akan berontak, dan senantiasa menyalahkan keadaan. 

Itu merupakan hal yang manusiawi terjadi, namun segeralah kita introspeksi diri ini...  Bukankah setiap kejadian juga terjadi atas kehendak-NYA. Lalu mengapa kita tidak menerimanya dengan ikhlas, Padahal disitulah letak pembelajaran ALLAH yang sebenarnya. Dia ingin mengangkat dan meninggikan drajat Hamba kita.

Sadari saja peran yang menjadi tugas dan amanah yang dititipkan ALLAH pada diri kita masing-masing. Jika saat ini kita telah jauh melangkah atas kehendak diri kita maka, segeralah untuk kembali ke Asal mula diri ini yang dilahirkan tanpa memiliki dan berkemampuan apa-apa. Karena itulah hakikat diri kita yang sebenarnya yaitu tiada berkemampuan.

Jadi jika saat ini kita mampu, memiliki kekuasaan dan berkehendak atas apapun ingatlah bahwa itu hanya titipan yang bersifat sementara. Ada waktu dan batasan yang diberikan ALLAH. Sehingga kita jangan sampai terlena kerenanya. bisa jadi kebahagiaan itu adalah suatu ujian bagi kita dan sebaliknya setiap kesusahan dan masalah yang datang pada diri kita itu bentuk kasih sayangnya...

Baca dan Nikmatilah hidup ini, karena dibalik segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kita itu bisa saja merupakan pelajaran yang ALLOH berikan kepada kita untuk semakin mendekat kepadanya. 

Semoga Bermanfaat...


Minggu, 01 November 2020

Masjid 99 Kubah #Makassar

Vidio ini menceritakan mengenai sisi lain dari Masjid 99 Kubah yang berdiri kokoh di area CPI.. Area Masjid yang pembangunannya masih berlangsung ini merupakan destinasi wisata unggulan warga Kota Makassar.

Banyak warga sekitar Kota Makassar, maupun wisatawan yang berdatangan ke area masjid ini untuk sekedar menikmati suasana Masjid, berfoto dan menyalurkan hobi mereka seperti bersepeda, berolahraga, maupun berbelanja sambil menikmati suasana pantai Losari. 



 

Ungkapan Kata dalam #bahasajwa I Nasihat Diri Sendiri

Semoga setiap perkataan yang baik akan menjadi doa yang baik pula... Jangan pernah putus memberikan manfaat kepada siapapun, termasuk menasehati diri kita sendiri. Karena sebaik ungkapan ataupun perkataan adalah untuk menasihati diri kita sendiri. 

Semoga Bermanfaat...


Senin, 28 September 2020

#Sunset di Beach Stone's Cafe Tanjung Bayang Makassar



Assalamualaikum wr. wb. Selamat menikmati libur dan berakhir pekan saudaraku,.. Salam santun untuk kita semua. Semoga Allah memberikan keberkahannya pada kita semuanya. Amiinn.

https://youtu.be/d9YvRiZgGpQ

Minggu, 07 Juni 2020

Masjid Terapung di Pantai Losari




Pusat Destinasi wisata Pantai Losari yang eksotis di Jantung Kota Makassar ini terdapat sebuah Masjid Indah terapung. Namanya adalah Masjid Terapung Amirul Mukminin. 

Jadi bagi Anda yang sedang Berada di Makassar dan mengunjungi keindahan Pantai Losari maka, tak perlu khawatir lagi mencari tempat untuk Shalat. Silahkan tunaikan kewajiban anda terlebih dahulu...  

Masjid ini merupakan Ikon Kota Makassar, dan juga menjadi pusat wisata juga bagian yang tidak terpisahkan dari Pantai Losari. 

Selamat berwisata,... 

Sabtu, 06 Juni 2020

Telah Mengalami 6 kali Renovasi




Pengurus Masjid Harun Rahman Daeng Ngella mengatakan bahwa Mesjid TUA Al-Hilal ini dibangun pada tahun 1603 oleh Sultan Alauddin, Raja Gowa ke-14 yang pertama memeluk agama Islam. Alauddin juga merupakan kakek Pahlawan Nasional Sultan Hasanuddin.

Dia merupakan salah satu pengurus Masjid Hilal, di mengatakan bahwa 80 persen dari bangunan masjid tersebut masih asli dan sama seperti waktu pertama didirikan. Beberapa bagian interior masjid juga tetap dipertahankan, seperti mihrab, mimbar, lubang angin, dan jendela masjid. Demikian juga tembok masjid yang memiliki tebal 120 centimeter dengan tiang besi padat yang menopang pada atapnya.

“Kita harus mempertahankan bentuk keasliannya, karena bangunan ini dilindungi oleh Undang-Undang Kepurbakalaan. Disamping itu masjid ini juga adalah saksi sejarah penyebaran agama Islam di Sulawesi Selatan,” katanya.

Sejak  masjid ini didirikan, bangunan masjid telah mengalami renovasi sebanyak enam kali. Pertama tahun 1816, dipugar atas perintah Raja Gowa ke-30 Sultan Abdul Rauf. Kemudian tahun 1884 di masa pemerintahan Raja Gowa ke-32 Sultan Abdul Kadir dan tahun 1963 oleh Gubernur Sulsel AA Rivai.

Di tahun 1978, masjid ini kembali direnovasi Kantor Wilayah Pendidikan dan Kebudayaan Sulsel, lalu dua tahun berikutnya direnovasi Suaka Sejarah dan Purbakala Sulsel, dan terakhir masjid ini mengalami perbaikan di tahun 2006-2007 ini dilakukan oleh pengurus masjid dengan bantuan dana dari Pemerintah prov Sulsel.

Selasa, 31 Desember 2019

AMANAH


Menyampaikan yang baik-baik saja juga merupakan EGO yang terselubung,.. Karena ketakutanmu dimusuhi dan dibenci padahal perintah ALLAH itu jelas dan tidak samar mengapa Amanah-Nya harus kita samarkan...!!

Engkau mengemas sedemikian rupa perintah dan amanah itu agar dirimu dianggap baik, berilmu dan dihargai. Padahal dirimu sendiri engkau tipu karena engkau mengharapkan sesuatu demi pengakuan,..

Kalau Niatnya ingin menyampaikan kebenaran, yah disampaikan saja... itu adalah perintahnya. Jangan libatkan dirimu dalam keinginan ini dan itu karena tugasmu hanyalah untuk menyampaikan. Maka sampaikanlah amanah ALLAH itu dengan adab.

Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca...