Suatu hari saya di Nasehati oleh Saudara Grup WA tentang EGO. Penyampaian tentang ILMU yang dianggapnya sebagai sesuatu yang bukan dari diri ini. Penyampaian itu tidaklah murni walaupun niat hati hanya menyampaikan,...!! Itulah cara Tuhan menegur diri ini. Begini pula cara kami belajar. Memang agak susah untuk memahami apalagi membahasakan tulisan ini, tapi akan coba saya sederhanakan pembahasan mengenai Judul-Nya Makrifat melalui tulisan ini.
Memahami Ilmu Makrifat itu sebenarnya Tidaklah sesulit apa yang digambarkan oleh mereka yang awam terhadapnya. Makrifat ini mengenal ALLAH melalui hasil lelaku (Jalan Pencari Tuhan) jika dibahasakan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dipahaminya. Membahas ini bukanlah Ilmu Langit yang mengambang dan tidak bisa dipahami oleh setiap orang.
Ketika diri telah mampu memahami keinganan Tuhan pada diri ini sebenarnya kita telah masuk dalam Ber-Makrifat. Bukan lagi rahasia dalam membahasnya karena tingkah serta prilaku kita yang senantiasa merasa diawasi-NYA. Sehingga berhati-hatilah diri ini dalam sikap dan berprilaku. Tuhan memberikan pemahaman pada diri ini, juga Hidayah-Nya pada Hamba yang diinginkan-NYA. Bukan Hamba yang merasa atau mengaku mengenal-Nya.
Keinginan DIRI ini sebenarnya adalah Keinginan-Nya Jua. Masalahnya mampu tidak DIRI membaca keinginan-NYA itu. Bagi seorang Pesalik/ Pejalan selalu merasakan Dirinya yang tiada berkemampuan melainkan Kemampuan dari-NYA semata. Tetapi disinilah banyak Jebakan menyertai itu. Istilah jebakan ini biasa dipahami dengan ikutnya HAWA NAFSU pada diri ini baik secara prilaku lelaku maupun perbuatan Hamba.
Karena jika merasa sesuatu berarti diri masih merasakan,...!!1 Itu belum atau bukanlah rasa yang sebenarnya RASA. Bisa jadi itu adalah merupakan perasaan EGO yang menyelimuti diri. Sangat Haluslah perasaan inj menyelimuti kesalehan hamba atau seseorang yang ingin berbuat dan belajar untuk mendekat atau telah merasakan kedekatan dengan ALLAH. Inilah yang dimaksud Jebakan EGO tadi.
Jika DIRI telah mampu berdiri maka, yang perlu dilakukan adalah menyadari kemampuan berdiri itu. Karena mana mungkin diri ini mampu berdiri dengan sendirinya tanpa ada proses untuk berdiri. Ini masih pada tahapan berdiri lalu bagaimana jika diri ini telah mampu berjalan, telah mampu berlari apalagi melompat,... Maka tak dapat dibayangkan berapa jauh diri ini telah merasa. Nauzubillah min Dzalik.
Janganlah menganggap diri ini telah Ber-Makrifat. Karena Makrifat bukan Ilmu, juga bukanlah Pengetahuan. Jika merasa telah memahami, maka ada perbuatan. Jika telah tercermin berarti telah melaksanakan Lelaku-Nya. Inilah Makrifat sesungguhnya yang juga dipahami bahwa segala sesuatu terjadi hanya menjadi Rahasia-Nya. Hanya ALLAH sendirilah yang memberikan pemahaman pada sekalian Jiwa. Wallahu A'lam Bissawab.
Inilah bentuk Kesadaranku yang Fakir akan Ilmu, Jika ada Kesadaran Jiwa ini, maka tanpa perintah ataupun Instruksi Jiwa segera menangkap pesan itu. Alhamdulilahi Robbil Alamin.
Memahami Ilmu Makrifat itu sebenarnya Tidaklah sesulit apa yang digambarkan oleh mereka yang awam terhadapnya. Makrifat ini mengenal ALLAH melalui hasil lelaku (Jalan Pencari Tuhan) jika dibahasakan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dipahaminya. Membahas ini bukanlah Ilmu Langit yang mengambang dan tidak bisa dipahami oleh setiap orang.
Ketika diri telah mampu memahami keinganan Tuhan pada diri ini sebenarnya kita telah masuk dalam Ber-Makrifat. Bukan lagi rahasia dalam membahasnya karena tingkah serta prilaku kita yang senantiasa merasa diawasi-NYA. Sehingga berhati-hatilah diri ini dalam sikap dan berprilaku. Tuhan memberikan pemahaman pada diri ini, juga Hidayah-Nya pada Hamba yang diinginkan-NYA. Bukan Hamba yang merasa atau mengaku mengenal-Nya.
Keinginan DIRI ini sebenarnya adalah Keinginan-Nya Jua. Masalahnya mampu tidak DIRI membaca keinginan-NYA itu. Bagi seorang Pesalik/ Pejalan selalu merasakan Dirinya yang tiada berkemampuan melainkan Kemampuan dari-NYA semata. Tetapi disinilah banyak Jebakan menyertai itu. Istilah jebakan ini biasa dipahami dengan ikutnya HAWA NAFSU pada diri ini baik secara prilaku lelaku maupun perbuatan Hamba.
Karena jika merasa sesuatu berarti diri masih merasakan,...!!1 Itu belum atau bukanlah rasa yang sebenarnya RASA. Bisa jadi itu adalah merupakan perasaan EGO yang menyelimuti diri. Sangat Haluslah perasaan inj menyelimuti kesalehan hamba atau seseorang yang ingin berbuat dan belajar untuk mendekat atau telah merasakan kedekatan dengan ALLAH. Inilah yang dimaksud Jebakan EGO tadi.
Jika DIRI telah mampu berdiri maka, yang perlu dilakukan adalah menyadari kemampuan berdiri itu. Karena mana mungkin diri ini mampu berdiri dengan sendirinya tanpa ada proses untuk berdiri. Ini masih pada tahapan berdiri lalu bagaimana jika diri ini telah mampu berjalan, telah mampu berlari apalagi melompat,... Maka tak dapat dibayangkan berapa jauh diri ini telah merasa. Nauzubillah min Dzalik.
Janganlah menganggap diri ini telah Ber-Makrifat. Karena Makrifat bukan Ilmu, juga bukanlah Pengetahuan. Jika merasa telah memahami, maka ada perbuatan. Jika telah tercermin berarti telah melaksanakan Lelaku-Nya. Inilah Makrifat sesungguhnya yang juga dipahami bahwa segala sesuatu terjadi hanya menjadi Rahasia-Nya. Hanya ALLAH sendirilah yang memberikan pemahaman pada sekalian Jiwa. Wallahu A'lam Bissawab.
Inilah bentuk Kesadaranku yang Fakir akan Ilmu, Jika ada Kesadaran Jiwa ini, maka tanpa perintah ataupun Instruksi Jiwa segera menangkap pesan itu. Alhamdulilahi Robbil Alamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar