Minggu, 25 Agustus 2019

NASIHAT



Jiwa yang telah di Rahmati oleh ALLAH bukan berarti diri ini telah terbebas baik itu dari gangguan dan bisikan Iblis justru disitulah puncak kewaspadaan diri. Tak ada jaminan bagi diri ini untuk bisa selamat di dunia maupun akhirat. Apalagi jika diri ini telah merasa menjadi ahli surga. Berhati-hatilah jika telah beranggapan demikian, karena disitulah puncak godaan sesungguhnya.

Masih ingatkah kita akan kisah Nabi Adam A.S. Tentang keberhasilan Iblis yang menggodanya sehingga diturunkanlah Adam ke Dunia ini. Tidak sampai disitu saja, karena Iblispun telah bersumpah kepada ALLAH bahwa dia akan menyesatkan seluruh anak cucu Adam untuk menjadi temannya yang abadi di Neraka. 

Tulisan ini bukanlah hendak menakuti siapapun, akan tetapi kita memiliki tugas yang sama untuk saling ingat dan mengingatkan dalam kebaikan. Karena Manusia adalah tempatnya Khilaf, lupa, dan dosa. Tulisan ini hanya sebagaian kecil dari pemahaman dan sarana menasehati diri sendiri.    

Belajar untuk memahami diri ini,.. Karena memahami kehidupan itu tidaklah mudah, banyak godaan dan Hambatannya. Ibarat menjadi seorang Dokter yang tidak serta merta akan melakukan operasi pada pasiennya, karena sesuai dengan metode keilmuan yang dimilikinya maka, terlebih dahulu dokter itu mengindentifikasi penyakit sang pasien lalu memutuskan melakukan tindakan operasi.

Seorang dokter spesialis menempuh jenjang pendidikan yang sangat rumit dengan terbiasa untuk memperaktekkan keilmuannya di dunia medis. Inilah yang menjadikan dia semakin berpengalaman ketika memperktekkan keilmuan yang dia miliki pada pasien. Begitu juga dalam konteks Keagamaan, banyak sekali yang memahami Agama hanya dalam konsep Kontekstual.

Sehingga dengan kepahaman agamanya yang banyak muncullah keegoan diri dalam beragama. Baginya yang tidak sesuai dengan paham yang dia yakini adalah menyimpang dan salah. Sehingga prilaku cenderung menghakimi. Hati semakin keras dan kasar karena doktrin keyakinan dan kebenaran yang dipegang teguh dengan harapan akan mendapatkan kemuliaan surga di akhirat kelak.

Siapa yang menjamin diri kita adalah orang yang mulia dan selamat, sehingga dengan kesombongan itu kita menentukan sendiri tempat tinggal kita di Surga kelak. Masih pantaskah kita mengakuinya setelah tangan ini berlumuran darah saudara kita sendiri, atau mulut ini menghujat sesama manusia, atau berbuat dzolim kepada mahluk ciptaan ALLAH lainya.

Inilah yang saya maksud hati-hati dan waspada di atas. Bukankah Islam adalah "Rahmatan Lil Alamin",.. Artinya : Jadikanlah Islam itu Rahmat bagi sekalian alam semesta. Mampukah kita berhidmat terhadap seluruh mahluk di bumi ini dengan mengemban amanah KHALIFAH fil Ardh. Marilah kita intropeksi diri kita masing-masing.

Sangat disayangkan jika Agama Islam yang kita dapatkan dari turun temurun hanya di jadikan identitas dan simbol kebenaran dan pembenaran tanpa memahami dan mempelajarinya lebih mendalam mengenai esensi nilai kebaikan, cinta kasih, dan kasih sayang. Berjuanglah mengendalikan Hawa Nafsu pada diri ini. Dan senantiasa memohon kepada ALLAH agar diridhoi dalam setiap amal perbuatan kita.

Hingga akhir Hayat kitalah yang menentukan keselamatan diri ini.
Maha benar ALLAH dengan segala Firmannya,..





Tidak ada komentar:

Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca...