Pemahaman kita selama ini tentang Berzikir secara Syariat dengan mengingat ALLAH itu tiada yang salah, akan tetapi coba kita pahami dengan Sadar ALLAH. Karena jika kita mengaji atau mengkaji apa yang bisa kita Ingat dari ALLAH. Namanya itu Bukanlah ALLAH. Huruf atau tulisan itu juga bukanlah ALLAH...
Didalam pemahaman Zikir secara Tariqat itu semua baik dan benar,.. Tata cara berzikir yang dilakukan secara batin maupun dengan menghitung bilangan-bilangan ratusan hingga jutaan ribu kali. Hingga berzikir dengan gerakan2 tertentu sesuai dengan panduan guru tariqah yang sudah di ijazahkan juga tidak ada yang salah..
Tetapi tujuan berzikir itu sampai tidak kepada yang Empunya NAMA separti yang ingin di tuju...!! Dapatkah kita ketenangan dalam berzikir seperti yang telah dijanjikan ALLAH... Jika belum, itu artinya ada yang kurang dengan ibadah zikir kita.
Zikir tertinggi itu adalah Sadar ALLAH... Yaitu penyaksian Jiwa terhadap apa yang di ucapkan, dirasakan dan dituju. Maka meleburlah diri ini dalam lautan kecintaan kepada Zat yang maha Agung Laisa kamislihi syaiun yang tidak dapat di serupakan oleh apapun.
Yaitu kesadaran bahwa hanya ALLAH yang ADA. Dan hanya ALLAH dibalik lafash yang di dawamkan dalam zikir kita. Maka masuklah kita kedalam alam tanpa presepsi, yaitu alam diatas kesadaran. Dan hanya Jiwalah yang bisa merasakan keterpisahan antara Jiwa, Roh dan Jasad kita. Itulah Jiwa yang di mi'raj atau Jiwa yang diperjalankan kepada ALLAH.
Dzikir Nafas ini melatih kita untuk senantiasa Sadar ALLAH,.. Ilahi Anta Maksudi Wa Ridoka Maghlubi. Hanya Engkau Yaa Robb yang hamba Maksud, dan hanya keridoanmulah yang aku Harapkan.
Jadi hanya Keridoan ALLAH semata yang kita harapkan, sehingga hanya ALLAH sendirilah yang akan memperkenalkan dirinya kepada Hamba yang dicintainya. Itulah Cinta sejati... Cinta yang tidak ada lagi sekutu bagi ALLAH oleh apapun jua. Inilah dikatakan ber-tauhid sebenar-benarnya.
Karena penyaksiannya terhadap sahadatnya bukanlah Penyaksian Palsu..!! "Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasullallah" Dialah yang merasakan dan Dia pula yang menyaksikan...
🙏🙏🙏
Didalam pemahaman Zikir secara Tariqat itu semua baik dan benar,.. Tata cara berzikir yang dilakukan secara batin maupun dengan menghitung bilangan-bilangan ratusan hingga jutaan ribu kali. Hingga berzikir dengan gerakan2 tertentu sesuai dengan panduan guru tariqah yang sudah di ijazahkan juga tidak ada yang salah..
Tetapi tujuan berzikir itu sampai tidak kepada yang Empunya NAMA separti yang ingin di tuju...!! Dapatkah kita ketenangan dalam berzikir seperti yang telah dijanjikan ALLAH... Jika belum, itu artinya ada yang kurang dengan ibadah zikir kita.
Zikir tertinggi itu adalah Sadar ALLAH... Yaitu penyaksian Jiwa terhadap apa yang di ucapkan, dirasakan dan dituju. Maka meleburlah diri ini dalam lautan kecintaan kepada Zat yang maha Agung Laisa kamislihi syaiun yang tidak dapat di serupakan oleh apapun.
Yaitu kesadaran bahwa hanya ALLAH yang ADA. Dan hanya ALLAH dibalik lafash yang di dawamkan dalam zikir kita. Maka masuklah kita kedalam alam tanpa presepsi, yaitu alam diatas kesadaran. Dan hanya Jiwalah yang bisa merasakan keterpisahan antara Jiwa, Roh dan Jasad kita. Itulah Jiwa yang di mi'raj atau Jiwa yang diperjalankan kepada ALLAH.
Dzikir Nafas ini melatih kita untuk senantiasa Sadar ALLAH,.. Ilahi Anta Maksudi Wa Ridoka Maghlubi. Hanya Engkau Yaa Robb yang hamba Maksud, dan hanya keridoanmulah yang aku Harapkan.
Jadi hanya Keridoan ALLAH semata yang kita harapkan, sehingga hanya ALLAH sendirilah yang akan memperkenalkan dirinya kepada Hamba yang dicintainya. Itulah Cinta sejati... Cinta yang tidak ada lagi sekutu bagi ALLAH oleh apapun jua. Inilah dikatakan ber-tauhid sebenar-benarnya.
Karena penyaksiannya terhadap sahadatnya bukanlah Penyaksian Palsu..!! "Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasullallah" Dialah yang merasakan dan Dia pula yang menyaksikan...
🙏🙏🙏
