Sabtu, 28 September 2019

Sadar ALLAH Zikir Tingkat Tinggi

Pemahaman kita selama ini tentang Berzikir secara Syariat dengan mengingat ALLAH itu tiada yang salah, akan tetapi coba kita pahami dengan Sadar ALLAH. Karena jika kita mengaji atau mengkaji apa yang bisa kita Ingat dari ALLAH. Namanya itu Bukanlah ALLAH. Huruf atau tulisan itu juga bukanlah ALLAH...

Didalam pemahaman Zikir secara Tariqat itu semua baik dan benar,.. Tata cara berzikir yang dilakukan secara batin maupun dengan menghitung bilangan-bilangan ratusan hingga jutaan ribu kali. Hingga berzikir dengan gerakan2 tertentu sesuai dengan panduan guru tariqah yang sudah di ijazahkan juga tidak ada yang salah..

Tetapi tujuan berzikir itu sampai tidak kepada yang Empunya NAMA separti yang ingin di tuju...!! Dapatkah kita ketenangan dalam berzikir seperti yang telah dijanjikan ALLAH... Jika belum, itu artinya ada yang kurang dengan ibadah zikir kita.

Zikir tertinggi itu adalah Sadar ALLAH...  Yaitu penyaksian Jiwa terhadap apa yang di ucapkan,  dirasakan dan dituju. Maka meleburlah diri ini dalam lautan kecintaan kepada Zat yang maha Agung Laisa kamislihi syaiun yang tidak dapat di serupakan oleh apapun.

Yaitu kesadaran bahwa hanya ALLAH yang ADA. Dan hanya ALLAH dibalik lafash yang di dawamkan dalam zikir kita. Maka masuklah kita kedalam alam tanpa presepsi, yaitu alam diatas kesadaran. Dan hanya Jiwalah yang bisa merasakan keterpisahan antara Jiwa,  Roh dan Jasad kita. Itulah Jiwa yang di mi'raj atau Jiwa yang diperjalankan kepada ALLAH.

Dzikir Nafas ini melatih kita untuk senantiasa Sadar ALLAH,.. Ilahi Anta Maksudi Wa Ridoka Maghlubi. Hanya Engkau Yaa Robb yang hamba Maksud, dan hanya keridoanmulah yang aku Harapkan.

Jadi hanya Keridoan ALLAH semata yang kita harapkan, sehingga hanya ALLAH sendirilah yang akan memperkenalkan dirinya kepada Hamba yang dicintainya. Itulah Cinta sejati... Cinta yang tidak ada lagi sekutu bagi ALLAH oleh apapun jua. Inilah dikatakan ber-tauhid sebenar-benarnya.

Karena penyaksiannya terhadap sahadatnya bukanlah Penyaksian Palsu..!! "Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasullallah" Dialah yang merasakan dan Dia pula yang menyaksikan...
🙏🙏🙏

Jumat, 27 September 2019

Tentang Ikhlas


Kepasrahan itu belum tentu Ikhlas, tetapi dengan Keikhlasan sudah pasti kita menjalani yang namanya kepasrahan. 

Contoh : Saya pasrahkan hidup saya seperti ini itu artinya belum ada keikhlasan menjalani hidup. Tapi bila kita ikhlaskan hidup ini berjalan sesuai kehendak ALLAH berarti ada kepasrahan diri yang meliputinya.

Semoga kita senantiasa diberikan Keiklasan dalam menjalani kehidupan ini. Yaitu dengan membiasakan diri ini untuk pasrah kepada setiap takdir ALLAH yang baik, maupun pada takdir yang buruk sekalipun. ☕️☕️🙏🙏

Selasa, 24 September 2019

Wilayah YAKIN

Sesorang yang dikatakan bahagia itu adalah ketika dia tidak memiliki apa-apa dan tidak mempunyai hasrat atau keinginan apa-apa lagi terhadap sesuatu. Bahkan hidupnya pun disadarinya sebagai suatu amanah yang dititipkan.

Dia melepaskan segala kepemilikan ini dan itu pada dirinya, lalu menyerahkan segalanya kepada sang Maha Pengatur dan Pemilik Alam semesta ini yaitu ALLAH SWT. Itulah yang disebut kebahagiaan sejati. Dan hakikinya kebahagiaan.

Pasti akan timbul pertanyaan,.. Dimana letak bahagianya kalau hidup kita miskin, jangankan berfikir tentang harta,  untuk makan sehari-hari saja sudah sulit. Lalu apakah kita harus pasrah terhadap takdir hidup ini ???

Jika demikian pertanyaan dari diri kita,  sudahkah kita bertanya kembali bahwa apa yang kita lakukan selama ini sudah benar. Apakah kita sudah menyaksikan sahadat kita sendiri. Disitulah letak kesalahan kita selama ini.

Kita memiliki Tuhan yang Maha Segalanya,  Maha Kaya dan Maha Pemberi... Kenapa harus mencari tuhan yang lain untuk mengharap dan bergantung.

Kalau bicara tentang Bahagia itu munculnya dari dalam diri. Begitu banyak orang yang memiliki harta berlimpah namun hidupnya tidak pernah mendapatkan kedamaian, ketenangan apalagi kebahagiaan sehingga dengan harta yang dia miliki semakin membuatnya jauh dari ALLAH.

Nauzubillah min zalik... Kebahagiaan dengan melepaskan segala kepemilikan kita itu maksudnya adalah melepaskan keegoan diri. Lepaskan saja segala pikiran yang membelenggu diri ini dan merdekakanlah jiwa kita.

Cobalah benar-benar meminta kepada ALLAH. Contohnya : "Yaa ALLAH saya dan keluarga kelaparan ya ALLAH kami tak tau harus makan apa hari ini, atau selesaikanlah masalah kami ya ALLAH atau masalah apa saja yang membuat kita tidak bahagia". Rayu dan bujuklah ALLAH... Sudah pernahkah kita melakukan itu ???

Jika belum, cobalah,...!!!  Minta dan ceritakan segala keluh kesah kita kepada ALLAH. Karena ALLAH sangat menyayangi hambanya yang meminta. Sesekali tak apalah kita membuktikan kuasa-Nya. Ini agar menambah keyakinan kita.

Karena kebahagian yang saya maksud diatas itu adalah keyakinan akan kuasa ALLAH pada diri ini, maka semua itu datangnya dari ALLAH sehingga tak ada keraguan sedikitpun akan Kehadiran ALLAH dalam hidup kita.

Sadari saja setiap masalah dan kesusahan yang di alami itu adalah ujian dari ALLAH, sehingga kita akan mudah kita untuk melepaskan... Kembalikan kepada ALLAH dengan keyakinan bahwa hanya DIA ALLAH yang memberikan jalan serta petunjuk kepada kita untuk penyelesaiannya.

Sehingga yang terjadi dalam kehidupan kita ini yang menjadi keinginan nantinya akan diwujudkan ALLAH. Baik itu diminta ataupun tidak diminta, inilah wilayah Keyakinan,...  Cukup mudah bagi ALLAH mewujudkan segala keinginan kita,  Dia Hanya berkata KUN FA YAKUN. 

Sabtu, 14 September 2019

Tentang HAMBA

Hamba itu adalah derajat yang tinggi disisi ketuhanan. Karena derajat hamba itu hanya bisa diraih dengan kecintaan. Tapi Manusia dengan sombonganya malu mengakui hamba sebagai suatu kemuliaan. 

Seorang hamba hanya akan mengabdikan dirinya untuk tuannya. Dia akan mempertaruhkan apapun demi kesetiaannya pada pemilik dirinya itu. Sehingga apa saja yang menjadi perintah tuannya akan dilakukan itulah pemahaman hamba di jaman zahiliyah. 

Sedangkan saat ini hamba hanya dijadikan sebagai identitas ketaqwaan untuk menghindari ujub dan riya'nya perbuatan. Seperti contoh: Seseorang memberikan sumbangan pada mesjid dan meminta pengurus mesjid supaya namanya tidak dicantumkan sehingga pemahaman kita akan hamba ALLAH itu hanya sebatas identitas saja. 

Dari sisi Ketuhanan Hamba diartikan sebagai kecintaan seorang kepada sang pemilik alam jagad raya ini, termasuk pemilik jiwa-jiwa setiap insan.  Dia mencintai dengan kesadaran serta segenap jiwa raganya sehingga yang diharapkan hanya keridhoan ALLAH semata. 

Mereka beribadah karena tau akan kewajibannya bukan mengharapkan sesuatu dari ibadah atau apa yang dilakukannya. 

Tidak semua yang beragama Islam adalah hamba ALLAH, karena seorang hamba ALLAH itu adalah mereka yang derajatnya sangat mulia disisi tuhannya. Kita hanya mampu berharap menjadi Hambanya dengan pengakuan, akan tetapi apakah ALLAH mengakui kita sebagai Hambanya ?? 

Apakah kita telah membuat ALLAH tersenyum dengan apa yang telah kita perbuat dan lakukan, apakah sifat-sifat ALLAH yang pemurah, pengasih, penyayang, dll.. Itu sudah tercermin pada diri kita. Jika belum, janganlah kita mengaku sebagai Hamba ALLAH.

Semoga ALLAH memberikan kita petunjuk dan Hidayah-Nya sehingga kelak kita tergolong menjadi hamba ALLAH yang berserah diri. Ampuni kami ya ALLAH,.. Rahmatilah Hawa Nafsu kami,  Rahmatilah Jiwa-jiwa kami.. 

Masya ALLAH,.. 
Wallahu a'lam bissawab.  


Selasa, 10 September 2019

Sadar ALLAH

Apa yang saya ungkapkan adalah salah satu cara bagi diri ini untuk belajar, dari tulisan kita sendirilah saya belajar memaknai hidup. Itulah mengapa saya menulis ini dan itu...!! Semua dilakukan karena perintah-Nya. Maka, disinilah saya diberi kepahaman yaitu pada tulisan saya sendiri bahwa perintah itu dasarnya adalah untuk diri ini dan kepada siapapun yang ingin belajar tentang Tauhid Ketuhanan.

Intinya Melihat Af'al (Perbuatan) ALLAH pada diri kita sendiri itu adalah merupakan Cerminan Diri. Pada ranah ini kita sendirilah yang paling tau tentang siapa jati diri kita. Apa yang kita lakukan, ucapkan dan yang dijalani. Sudah sesuaikah ucapan dengan prilaku. Jika belum, berarti kita telah membohongi diri sendiri. Sadarkah kita telah mendustakan-Nya.

Jiwa yang sadar ALLAH adalah Jiwa yang senantiasa diberikan petunjuk oleh-Nya sehingga setiap langkah kita senantiasa merasa  diperhatikan serta diawasi. ALLAH hadir dalam setiap perjalanan hidup kita. Saya mencontohkan ketika kita ingin berbuat sesuatu yang melanggar hukum ALLAH maka diri akan merasa malu dan takut untuk melakukan perbuatan itu,  karena DIA senantiasa menyaksikan perbuatan kita.

Misalnya kita ketemu dompet dijalan atau apapun yang bukan milik kita maka hati ini akan tergerak karena ALLAH yang mengerakkan hati ini untuk mengembalikan dompet atau barang itu pada pemiliknya. Karena itu bukan hak dan milik kita. 

Begitupun dengan perbuatan baik yang kita lakukan karena mengharap sesuatu selain ALLAH. Seperti contoh, ketika kita memberikan sumbangan pada Masjid dengan maksud mengharapkan pujian dari orang lain. Secara tidak sengaja kita telah diperdaya oleh Hawa Nafsu kita sendiri. Hilangnya keikhlasan dalam ibadah itu karena yang kita lakukan bukan untuk ALLAH akan tetapi untuk diri sendiri.

Hakikat beribadah sesungguhnya itu adalah tiada Pamrih,.. Tidak mengharap dan menginginkan apapun karena itulah kewajiban kita sebagai Hamba ALLAH. Melakukan ibadah apapun semata-mata hanya untuk mencari dan mengharapkan keridhoan-Nya saja. Karena ALLAH maha melihat, Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.   

Banyak yang harus dipahami dalam kehidupan ini dan seharusnya bisa kita sadari. Kenapa harus sadar ??? karena hanya dengan mengaktifkan Kesadaran Jiwa itulah sebenarnya inti yang menjadi jembatan tali penghubung diri  ini kepada ALLAH.

Kesadaran Jiwa menjadi jalan silatun itulah Sadar ALLAH agar dapat memahami segala perintah dan Amanah-Nya pada kehidupan kita. Karena sejatinya Hidup itu adalah amanah yang harus di SADARI oleh seorang Hamba.

Barakallah fiikum... 



      

Jumat, 06 September 2019

Kenapa AKU

Pernahkah kita bertanya pada diri ini mengapa ALLAH merubah kehidupan kita. Mungkin dulunya kita adalah seorang ahli maksiat kemudian bertobat dan hijrah sehingga hidup ini berubah arah 90 derajad menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Jika itu yang terjadi pada diri kita, yaitu mengalami serta merasakan perubahan baik yang hadir pada diri kita, maka bersyukurlah kepada ALLAH karena hidup kita telah dirubah melalui Hidayah-Nya. DIA lah ALLAH yang menginginkan kita menjadi baik. 

Jangan lagi kita mempertanyakan mengapa dan kenapa Aku seperti ini,...??

Kita ini bukanlah siapa-siapa karena setiap manusia dilahirkan ke dunia ini pasti memiliki tujuan. Dan tujuan itu adalah mengenal ALLAH seperti pada keinginan ALLAH pada sebuah hadist kudsi "Man Arafa Nafsahu Fakod Arafa Rabbahu"

Yang maksud dari hadist tersebut adalah barangsiapa mengenal dirinya maka,  dia akan mengenal Tuhannya. Kita harus mengetahui siapa diri sebenarnya jati diri kita ini, sehingga terang dan jelaslah tujuan hidup yang sebenarnya. 

Dari situlah kita akan dituntun,  dibimbing dan diajarkan sehingga sampai pada titik nol dimana tidak ada lagi pertanyaan pada diri ini, siapa AKU,..!!

Kenapa kita terlahir dan mengapa ALLAH merubah hidup kita. Itu semua adalah kehendak-Nya karena ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. Inilah cara DIA memperkenalkan diri-Nya. Untuk selanjutnya hanya ALLAH yang tau perjalanan hidup kita. 

Karena dalam hidup ada tugas/ amanah (Perintah) maka, kewajiban kita adalah menjalankan saja yang diperintahkan ALLAH dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya. 
Barakallah fiikum,...





Kamis, 05 September 2019

Memahami Perintah ALLAH

Pernahkah kita memahami apa sebenarnya keinginan diri. Ketika keinginan itu sangat kuat muncul dari dalam diri ini sehingga memaksa kita melakukan suatu hal. Sesungguhnya itu adalah Perintah,..!!! Tetapi tidak semua dari kita dapat memahami perintah itu.

Biasanya perintah itu muncul dari dalam kalbu setiap manusia untuk melakukan perbuatan baik. Itulah hakikatnya perintah ALLAH pada diri kita. Sama halnya ketika kita mendengarkan suara Azan lalu kita meninggalkan pekerjaan untuk menyegerakan menyambut panggilan ALLAH tersebut. Sadarkah kita kalau itu adalah Perintah darinya ??

Jika paham itu perintah maka, disanalah letak amanah yang ingin ALLAH sampaikan kepada kita.

Saya contohkan lagi yaitu ketika kita melihat seseorang yang kesusahan, kemudian hati ini tergerak untuk membantu orang tersebut. Pada dasarnya itu adalah perintah dari ALLAH yang kita terima langsung. Jika kita sadar bahwa ALLAH-lah yang menggerakkan hati ini untuk memberi.

Disitulah yang saya maksud dengan memahami perintah-perintah ALLAH. Sadarilah bahwa perintah itu sangatlah jelas dan senantiasa terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun terkadang diri inilah yang mengaburkan perintah ALLAH dan enggan menyadari-Nya.

Itu karena kita senantiasa mengikuti keinginan pada diri kita sendiri. Kita terkadang menyangkal, bahkan menolak keinginan baik ALLAH untuk diri ini. Bukan terletak pada ketidak pahaman akan tetapi tiada kesadaran. Karena untuk memahami perintah ALLAH itu haruslah dengan Kesadaran. Jika telah Memahami, selanjutnya adalah Melaksanakan dan sampaikan kebaikan apapun yang kita terima agar menjadi berkah.

AMINN,.. Yaa ALLAH


Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca...