Senin, 21 Januari 2019

BERSERAH DIRI













A. Dede Salga

Yaa Allah Yaa Rabb,..
Kegundahan ini melanda Jiwaku
ku tak tahu mengapa
Yang Jelas Aku merasa takut
Kucoba menata hati ini
Menyambungkan Jiwa ini KepadaMU
Engkau Tau...
Engkaupun Merasakan...
Ketakutan ini hanya milikmu
Sadarkanlah Hambamu ini
Biarlah yang terjadi semua atas KehendakMU.
Ikhlaskan saja...
Tiada lagi yang aku takutkan
Jika Aku bersamamu
Tiada lagi yang menjadi milikku
Innalillahi wa Innailahi rajiun
Ku tunggu rencanamu.

Makassar, 21 Januari 2019 (11.09 wita)

Rabu, 16 Januari 2019

Terkurung Oleh Dunia Materi

Kehidupan sejatinya adalah sebuah perjalanan diri,.. Kita terbiasa hidup di alam Materialistis yang artinya melihat segala sesuatu dari keberhasilan dunia. Bendanya (Harta) yang selalu dilihat jika tak ada harta, dipandanglah sebelah mata.

Sejak kecil kita diajarkan untuk mengejar materi, Bahkan orang tua kita sering berkata "Sekolahlah yang tinggi karena kelak kamu sendiri yang akan merasakan hasilnya". Dari sinilah kita mulai memahami, bahwa Sekolah itu akan merubah hidup dan status sosial sehingga pemikiran materi ini yang selalu membekas dalam kepala sejak kecil.

Jika seperti ini, maka secara tidak langsung kesuksesan atau kebahagiaan hidup itu ukurannya adalah Materi (Harta). Banyaknya harta/ materi dan tingginya pendidikan yang dimiliki sesorang itulah tolak ukur status sosial di Masyarakat.

Coba direnungkan hidup ini, mulai dari bangun tidur hingga akan kembali tidur masih terbayangkah dipikiran ini sesuatu tentang materi ?? semisal, besok harus melakukan planing ini, plan itu dan haruslah mencapai target...!! atau contoh lainnya kira-kira saya masuk dalam promosi jabatan ini dan jabatan itu gak ya,..!!

Atau harapan-harapan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti takutnya diri ini kekurangan makanan serta selalu berharap kepada seseorang demi mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.


Harapan ini timbul dari golongan manusia manapun. Entah itu yang dikatakan miskin ataupun yang telah berkecukupan sekalipun mereka teruslah berlomba-lomba demi mengejar harta kekayaan dunia, dengan harapan agar tercapainnya kebahagiaan dunia menurut versi mereka masing-masing.

Dunia telah menutup langkah kita, dan memaksa agar menyerahkan hidup ini kepadanya. Berbagai carapun akan dilakukan demi melahirkan dan mencetak generasi sukses dan kaya. Disini anaklah yang akan menjadi korban. Tiada pembelajaran yang bermanfaat selain materi (sekolah dan uang).

Mengapa tidak kita sadari bahwa dunia Materialistik itulah yang menipu hidup ini. Memaksa diri dengan segala aturannya agar kita menjadi robot pekerja keras demi mengejar pundi-pundi dan status sosial. Yang ujungnya adalah mendapatkan pengakuan dari orang lain. Sadarkah kita telah tertipu oleh dunia ???

Berapa banyak waktu yang telah kita sia-siakan hanya untuk mengejar kebutuhan dunia yang tiada habisnya, kita korbankan diri, keluarga dan masyarakat hanya untuk bekerja demi kebanggaan status sosial dan mengganggap semua yang telah di usahakan itu, kita dapatkan melalui kerja keras kita.
Sadarkah kita dengan itu semua,..!!!  Pernahkah terpikir dalam benak ini, bahwa segala usaha serta kesuksesan itu datangnya dari Sang Maha Kaya dan Maha Pemberi yaitu ALLAH  S.W.T.  Kalau belum, maka perlu kiranya kita mengetahui dan belajar untuk intropeksi diri ini.

Adilkah jika usaha dan kesuksesan yang telah kita raih itu semua tanpa campur tangan ALLAH di dalamnya. jika kita belum menyadarinnya segeralah mencari tau, karena tiada kemampuan diri ini tanpa kehendaknya. Kitalah yang dibuat bisa oleh-NYA. Kitalah yang dimampukan-NYA. Tiada sedikitpun kemampuan dari ini. Wallahualam bishawab.





Senin, 14 Januari 2019

Debat Dunia

Andi Dede Salga
14 Januari 2019

Sadarkah diri ini selalu disibukkan oleh sesuatu yang berurusan dengan keduniaan. Berbicara dan berbuat sesuatu yang merusak akal serta pikiran ini. Diri yang selalu merasa paling benar dan pendapat orang lain adalah salah.

Kita sangatlah berambisi untuk mematahkan pendapat orang lain yang berbeda pemahaman dengan pemikiran kita, Sehingga diri merasa bangga jika telah menang atas pendapat-pendapat itu. Diakuilah Kepintaran kita, naiklah status kita, dianggaplah diri ini dan semakin sombonglah diri.

Ini adalah EGO diri yang tanpa disadari telah membutakan mata dan hati kita. EGO ini senantiasa memaksa diri untuk senantiasa mengikuti Hawa Nafsu. Dan tanpa kita sadari diri ini telah banyak menyakiti dan banyak orang yang terluka karena ucapan yang keluar dari mulut ini.

Bukan hendak membela siapa-siapa karena pada dasarnya ketika kita berbicara maka ucapan kita itu sesungguhnya hanya untuk membela diri sendiri dan menganggap pendapat kitaklah yang paling baik, kitalah yang paling benar, itulah EGO yang berbicara, tiada lagi akal sehat.

Kalau orang lain telah merasa kalah dalam berdebat, Itulah kemenangan bagi kita. Walaupun hakikatnya kemenangan itu adalah kemenangan semu. Tapi pengakuanlah yang dicari,... Sehigga tak jarang dari perdebatan tersebut berujung pada perkelahian. Nauzubillah min dzalik.

Perdebatan kepandaian itu sebenarnya akan membawa kita pada Ke-egoan. Untuk apa kita berdebat ilmu kepada mereka yang telah sama mengerti..!! Seharusnya ilmu itu menjadikan ladang pahala agar dengan ilmu yang dimiliki semakin banyak amal kita. Dan bermanfaatlah ilmu itu.

Disinilah letak kemenangan Iblis atas penguasaan diri ini, jiwa kita tidak dapat berbuat apa-apa, Dia (Jiwa) ini hanya akan menyaksikan pertarungan EGO, sebagaimana telah tersandra dan dibelenggunya Jiwa oleh ikatan raga ini. 

Sehingga Dzahir yang tampak nyata adalah Jiwa-jiwa yang telah dikuasai sepenuhnya oleh Hawa Nafsu.. Maka, tertawa dan menarilah para Iblis karena keberhasilan misinya. Diri ini tidak akan dapat melihat kesedihan Jiwa yang telah mati. Sesungguhnya engkau telah memenjarakan Kebaikanmu sendiri,... Wallahu A'lam Bissawab.

Rabu, 09 Januari 2019

Tulisan Kalbu

-
A. Dede Salga-

Menulis bukanlah keinginanku
Tapi dengan menulis aku bisa becermin diri
Aku banyak belajar dari tulisanku sendiri
Orang lain juga bisa mengambil pelajaran yang baik dari tulisanku
Inilah mengapa begitu tertariknya untuk kutumpahkan rasa
Bercerita tentang kehidupan melalui tulisan
Agar suatu saat nanti aku bisa belajar
Bahwa tulisanku telah bercerita tentang Hidupku

Jauh sebelum kupahami maksud dan makna hidup
Tulisan itu ada di dalam bayang-bayang pikiran
Tulisan yang selalu berbicara tentang AKU
Yang Artinya bukanlah hanya kata-kata semu tanpa makna
Belum tertorehkan dalam gambar nyata dan terlihat
Tetapi tulisan itu begitu nyata dan tak bisa digambarkan.

Aku hanya akan terus menulis,...
Tak perlu di maknai karena ini hanya untukku
Jika kaupun ingin menulis maka tulislah tentang dirimu.
Menulislah tentang perjalanan hidupmu,
Agar tiada orang yang tersakiti olehmu.
Ajaklah mereka kepada jalan kebaikan
Semakin bermakna semakin tak akan kau pahami
Hidupku dan hidupmu adalah bagian dari cerita-NYA

BICARA ILMU

9 Januari 2019

Tidak di pungkiri ketika ingin dianggap sebagai seorang yang berilmu kita terbiasa menonjolkan diri dihadapan orang lain. Merasa paling tau, merasa paling bisa, dan paling mengerti permasalahan. Inilah cirinya Orang Pintar.

Selalu berbicara tinggi dengan keilmuannya, bahkan ketika ditentang pendapatnya tak segan dia berargumen mempertahankan EGO dan pendapatnya karena dialah yang paling benar, paling tau, dan pendapat orang lain semua adalah salah.

Jika ciri-ciri ini ada pada diri kita maka waspadalah...!! inilah yang dikatakan EGO orang pintar. Kenapa saya katakan EGO karena ketika kita tidak mau menerima pendapat orang lain secara tidak langsung, maka kita telah mengandalkan kepandaian ini sehingga kita lupa kepada sang pemilik kepandaian tersebut.

Tak ada satupun yang tersembunyi bagi Allah swt. Sebutir biji di dalam gelap gulita bumi yang berlapis tetap diketahui Allah swt. “Di sisi-Nya segala anak kunci yang ghaib, tiadalah yang mengetahui kecuali Dia sendiri. Dia mengetahui apa-apa yang ada di daratan dan di lautan. Tiada gugur sehelai daun kayu pun, melainkan Dia mengetahuinya, dan tiada sebuah biji dalam gelap gulita bumi dan tiada pula benda yang basah dan yang kering, melainkan semuanya dalam kitab yang terang.” (QS. Al-An’am: 59)

Diperbudaklah kita dengan ilmu yang kita miliki apalagi jika ilmu tersebut hanya menjadikan kita sombong. Yang lebih berbahaya lagi apabila perkataan kita tanpa dibarengi dengan tindakan. Dimulut ini sering berkata kebaikan tapi tidak disertai dengan perbuatan. “Amat besar kemurkaan disisi Allah bahwa kamu mengatakan sesuatu apa yang tidak kamu kerjakan” (QS. ash-Shaff [61]:3).

EGO Orang Pintar ini merupakan penyakit bagi pemilik Ilmu yang paling banyak dihinggapi oleh mereka-mereka yang menganggap dirinya berpendidikan, Ahli ibadah, Alim Ulama, dan Para pemilik ilmu yang ingin dipandang karena keilmuan yang dia miliki. Sehingga dengan keilmuannya Dia menginginkan status sosial dan pengakuan di masyarakat.

Memiliki Ilmu itu sangat baik jika digunakan untuk menuntun/ mengarahkan pada Kebaikan dengan harapan bahwa dengan Ilmu yang dimiliki dapat merubah seseorang menjadi lebih baik inilah yang dikatakan (Manfaat) “Celakalah orang berilmu yang enggan mengajarkan ilmunya kepada orang yang tidak tahu. Dan celakalah orang yang tidak tahu, namun tidak mau menerima ilmu” — Ibnu Taimiyyah dalam Mustadrak ‘ala Majmu’ Al Fatawa 2/28.

Menjadi Muslim berilmupun wajib terlibat dalam peran-peran perjuangan yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan kehidupan. Itulah sosok ulil albab yang memadukan iman, ilmu, dan amal. Menyelaraskan kekuatan intelektual, spiritual, moral dan peran sosial sehingga kehadirannya bisa membawa pencerahan serta menjadi rahmat bagi semesta alam. Walahu A'lam Bissawab.

Selasa, 08 Januari 2019

BELAJAR YAKIN

A. Dede Salga
8 Januari 2019

Ilmu Yakin itu Dasyat jika ALLAH menghendaki dunia akan berada dalam genggamanmu. Jika tidak ada ALLAH menyertainya, maka kitalah akan yang menjadi Hamba Dunia. 

Keyakinan adalah pondasi diri, terkadang keraguan muncul seiring kuatnya keyakinan diri ini. Kita jangan pernah terjebak oleh penghambaan terhadap dunia, yakinlah bahwa disetiap keinginan yang kuat itu ada kehendak ALLAH di sebaliknya.

Inilah yang membuat kita senantiasa berada di jalan yang lurus karena berjalan diatas jalan keridhoan-NYA. Sehingga keyakinan ini berkehendak atas keinginan dan perintah-NYA. Dituntunlah diri ini untuk menggapai keinginan itu.

Karena hanya ALLAH yang dapat mewujudkan keinginan kita itu,...!! Jika sudah yakin, maka tunggulah pertolongan dan perwujudan impian itu, yang pastinya akan datang pada waktu yang tepat tanpa di duga-duga.

Ilmu keyakinan itu berupa jalan berserah diri dan penghambaan yang tujuannya menguatkan dan memperkokoh akidah, keimanan serta keyakinan kita sebagai seorang hamba ALLAH.

Yakin ini juga tercermin dari implementasi pejabaran doa-doa kita. Jika sudah meminta kepada-NYA, maka serahkanlah segala urusan dan permasalahan kita semua kepada ALLAH.

Senin, 07 Januari 2019

Ke-Jernihan HATI

Memandang tak harus dengan Mata,..
Mendengar tak mesti dengan Telinga,..
Merasakan sesuatu juga tidaklah mutlak dengan Perasaan,..

Segala yang dapat dilakukan oleh Panca Indra kita tidak dapat dijadikan suatu gambaran yang nyata untuk menilai sesuatu. Terkadang kita tertipu olehnya, entah karena terbiasa namun sejatinya semua itu hanyalah bayangan semu belaka...

Kesejatian kebenaran itu terletak dalam nilai luhur dari Kedalaman Hati yang bersih. Bebas dari prasangka, bebas nilai dan terpancar keluar dari perbuatan dan akhlak mulia.
jika hati senantiasa dibersihkan dari noda maka teranglah penglihatan itu, terdengarlah kebenaran tersebut, dan kitapun akan merasakan yang namanya kenikmatan Surga dunia.

Karena Surga itu adalah ketenangan, kedamaian, dan kebahagiaan, bila mana kesemuanya telah terpenuhi dapatlah kita mencapai surga dunia itu. Yaitu dengan perasaan Damai Jiwa dan juga Kedamaian karena Kejernihan Hati menggapai Keridhoaan Tuhan. 

Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca...