Rabu, 16 Januari 2019

Terkurung Oleh Dunia Materi

Kehidupan sejatinya adalah sebuah perjalanan diri,.. Kita terbiasa hidup di alam Materialistis yang artinya melihat segala sesuatu dari keberhasilan dunia. Bendanya (Harta) yang selalu dilihat jika tak ada harta, dipandanglah sebelah mata.

Sejak kecil kita diajarkan untuk mengejar materi, Bahkan orang tua kita sering berkata "Sekolahlah yang tinggi karena kelak kamu sendiri yang akan merasakan hasilnya". Dari sinilah kita mulai memahami, bahwa Sekolah itu akan merubah hidup dan status sosial sehingga pemikiran materi ini yang selalu membekas dalam kepala sejak kecil.

Jika seperti ini, maka secara tidak langsung kesuksesan atau kebahagiaan hidup itu ukurannya adalah Materi (Harta). Banyaknya harta/ materi dan tingginya pendidikan yang dimiliki sesorang itulah tolak ukur status sosial di Masyarakat.

Coba direnungkan hidup ini, mulai dari bangun tidur hingga akan kembali tidur masih terbayangkah dipikiran ini sesuatu tentang materi ?? semisal, besok harus melakukan planing ini, plan itu dan haruslah mencapai target...!! atau contoh lainnya kira-kira saya masuk dalam promosi jabatan ini dan jabatan itu gak ya,..!!

Atau harapan-harapan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti takutnya diri ini kekurangan makanan serta selalu berharap kepada seseorang demi mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.


Harapan ini timbul dari golongan manusia manapun. Entah itu yang dikatakan miskin ataupun yang telah berkecukupan sekalipun mereka teruslah berlomba-lomba demi mengejar harta kekayaan dunia, dengan harapan agar tercapainnya kebahagiaan dunia menurut versi mereka masing-masing.

Dunia telah menutup langkah kita, dan memaksa agar menyerahkan hidup ini kepadanya. Berbagai carapun akan dilakukan demi melahirkan dan mencetak generasi sukses dan kaya. Disini anaklah yang akan menjadi korban. Tiada pembelajaran yang bermanfaat selain materi (sekolah dan uang).

Mengapa tidak kita sadari bahwa dunia Materialistik itulah yang menipu hidup ini. Memaksa diri dengan segala aturannya agar kita menjadi robot pekerja keras demi mengejar pundi-pundi dan status sosial. Yang ujungnya adalah mendapatkan pengakuan dari orang lain. Sadarkah kita telah tertipu oleh dunia ???

Berapa banyak waktu yang telah kita sia-siakan hanya untuk mengejar kebutuhan dunia yang tiada habisnya, kita korbankan diri, keluarga dan masyarakat hanya untuk bekerja demi kebanggaan status sosial dan mengganggap semua yang telah di usahakan itu, kita dapatkan melalui kerja keras kita.
Sadarkah kita dengan itu semua,..!!!  Pernahkah terpikir dalam benak ini, bahwa segala usaha serta kesuksesan itu datangnya dari Sang Maha Kaya dan Maha Pemberi yaitu ALLAH  S.W.T.  Kalau belum, maka perlu kiranya kita mengetahui dan belajar untuk intropeksi diri ini.

Adilkah jika usaha dan kesuksesan yang telah kita raih itu semua tanpa campur tangan ALLAH di dalamnya. jika kita belum menyadarinnya segeralah mencari tau, karena tiada kemampuan diri ini tanpa kehendaknya. Kitalah yang dibuat bisa oleh-NYA. Kitalah yang dimampukan-NYA. Tiada sedikitpun kemampuan dari ini. Wallahualam bishawab.





Tidak ada komentar:

Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca...