Selasa, 31 Desember 2019

AMANAH


Menyampaikan yang baik-baik saja juga merupakan EGO yang terselubung,.. Karena ketakutanmu dimusuhi dan dibenci padahal perintah ALLAH itu jelas dan tidak samar mengapa Amanah-Nya harus kita samarkan...!!

Engkau mengemas sedemikian rupa perintah dan amanah itu agar dirimu dianggap baik, berilmu dan dihargai. Padahal dirimu sendiri engkau tipu karena engkau mengharapkan sesuatu demi pengakuan,..

Kalau Niatnya ingin menyampaikan kebenaran, yah disampaikan saja... itu adalah perintahnya. Jangan libatkan dirimu dalam keinginan ini dan itu karena tugasmu hanyalah untuk menyampaikan. Maka sampaikanlah amanah ALLAH itu dengan adab.

Sabtu, 28 Desember 2019

Hikmah di Balik Ujian...

Oleh : A Dede S

ALLAH tidak pernah membebankan serta menghukum hambanya melalui ujian ataupun kesusahan, melainkan untuk memberikan kita  suatu pelajaran hidup. Ambilah hikmah disebalik kesulitan maupun ujian yang kita hadapi itu. 

Karena ALLAH tidak akan memberikan cobaan pada kita diluar batas kemampuan diri ini. DIA tau sampai dimana batas kesanggupan kita. Apakah kita masih mengandalkan kemampuan diri ini,..

Disebalik masalah apapun yang saat ini kita hadapi pastilah ada kemudahan yang menyertainya. Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala telah berfirman :
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang kembali,..
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6)

Jangan lagi kita melihat masalahnya, tapi lihatlah Af'al atau perbuatan ALLAH dibalik masalah itu,.. Karena semua terjadi atas kehendaknya juga. 

Melihat kedalam diri ini akan menemukan jawaban bahwa sesungguhnya DIA sangat merindukan kita untuk segera kembali,.. Sadari saja diri ini yang memang tidak memiliki kemampuan dan daya apapun selain mengandalkan-Nya.

Mungkin saat ini kita telah jauh dari-Nya, ataupun kita telah lupa bahwa segala sesuatu yang kita miliki ini hanyalah titipan dan amanah dari-Nya,  sehingga diberikannya kita ujian, tiada lain bertujuan untuk mengingatkan.

Bahwa pada dasarnya segala yang kita miliki saat ini, termasuk diri kita sendiri hanyalah pinjaman. Sehingga jika sang pemilik ingin mengambilnya, maka kembalikan lah segalanya,..!!!

Sambutlah talian serta panggilan ALLAH itu dengan kesabaran dan kesadaran. Jika diri ini telah menyadarinya, maka akan mudah untuk menghadapi masalah maupun ujian itu dengan senyuman. Itulah wujud keikhlasan akan takdir ALLAH.

Pahami dan bacalah diri ini, sesungguhnya dari masalah, ujian maupun kesusahan yang kita hadapi itu ternyata banyak tersimpan Hikmah serta pelajaran hidup yang sangat berharga.

Sabtu, 21 Desember 2019

Rasakan dengan Kesadaran

Jikalau kita mengerti akan arti kehidupan tentulah kisah perjalanan hidup ini baik suka maupun duka akan kita tuliskan,.. Karena dalam tulisan perjalanan hidup kita itulah penyaksian diri kita. 

Kita yang saat ini bersaksi pernah melakukan itu,  dan kita merasakan apa yang terjadi pada saat itu,.. Yakni menjadi peran sekaligus tokoh dalam cerita hidup yang kita alami sendiri. 

Maka tak heran ketika kita membaca kembali tulisan perjalanan hidup kita sendiri kita akan menjadi orang lain yang hanya bisa tersenyum, sedih, bahagia bahkan tertawa menyaksikan kejadian diwaktu itu. 

Seperti itulah contohnya kesadaran yang menyadari diri sendiri. Karena diri ini menjadi saksi atas apa yang memang kita rasa, serta alami disaat itu. Sehingga dengan mengalaminya langsung, maka kita bisa bercerita melalui tulisan kita sendiri. 

Namun apa yang telah kita alami tidak akan selamanya sesuai dengan apa yang kita harapkan di saat ini. Karena yang kita gunakan adalah rasa atau perasaan hati kita pada saat itu. 

Wilayah rasa ini adalah keadaan dimana jasad kita berada,.. Sedangkan kesadaran diri hanya akan menyadari tentang perasaan yang berbeda sesuai dengan situasi dan kondisi yang diri ini alami. 

Kesadaran hanya akan menyadari... 
Rasakan dengan kesadaran... 

Jika ia senang maka senanglah pulalah jasad ini namun jika ia bersedih maka, bergemuruhlah perasaannya saat ini. Sadari saja,.. Dan jadilah saksi atas diri ini sendiri. Saksikan saja dirimu sendiri,.. Itulah dirimu yang sebenarnya,...!!  

Minggu, 08 Desember 2019

Cerita Pejalan Ketuhanan

Terkadang bercerita itu penting bagi kita sebagai seorang pejalan ketuhanan. Mengapa,.?? Yah,.. Agar kita mengerti dan paham seberapa besar ketergantungan ini kepada ALLAH,.. Dan sudah seberapa jauh kita telah berjalan dan melangkah. 

Jika dalam perjalan kita ada keraguan, maka istirahat dan diamlah sejenak. Mohonlah arahan, bimbingan dan mintalah petunjuk dari-Nya... Pasrahkan saja dengan penyerahan diri sepenuhnya secara lahir maupun batin pada DIA sang maha mengatur dan maha berkehendak.

Yakinlah ALLAH pasti akan membimbing diri ini,.. Karena perjalanan yang kita tempuh ini adalah perjalanan Jiwa menuju kepada ZAT-Nya yang Tak Bisa diserupakan oleh apapun, tanpa  presepsi bentuk, batas, ruang, maupun waktu. Karena hanya DIA ALLAH yang lebih mengetahui jalan untuk kembali Kepada-Nya. 

Jika telah yakin dengan jalan ketuhanan yang kita tempuh ini teruslah,... Lanjutkan lagi perjalanan itu.. Karena keyakinan kita itu nantinya yang akan menuntun langkah ini sedikit demi sedikit. 

Melangkahlah terus, ikuti saja jalan itu,.. Walaupun perlahan, walaupun harus dengan merangkak,.. Jangan pernah ragu dan takut apalagi memilih untuk berbalik arah...

Huu...  ALLAH

Sabtu, 07 Desember 2019

Cerita Pasrah

Bismillahirahmanirrahim 
Pelaut handal itu tidak terlahir dari ombak yang tenang,.. Terbiasanya mengarungi samudra yang ganas akan menempa pengalaman hidupnya sehingga keadaan apapun Dia tetap tenang.. 

Ketenangan inilah tanda Kepasrahan Diri... Kesadaran jiwa itu telah membentuk diri ini sedemikian rupa melalui pengalaman dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan dengan bergantung hanya kepada ALLAH,.. 

Mengapa dengan berbagi pengalaman kisah hidup itu akan memotivasi siapa saja yang mendengarnya, baik dengan membaca tulisan maupun dikisahkan langsung dari si empunya pengalaman. 

Itu semua bukan karena pengakuan yang punya cerita atau mengenai pengalaman hebat yang dia jalani atau alami, akan tetapi viberasi ketersambungan Hati (sadar ALLAH) itu yang hanya berserah kepada Robb-Nyalah yang menghubungkan Rasa melalui cerita ataupun tulisan perjalanan ketuhanan seseorang. 

Banyak yang pandai bercerita dan berkisah tentang mengarungi lautan bahkan samudra yang luas tetapi masih mengandalkan diri. Mereka masih menggunakan kekuatan serta kemampuannya sendiri karena merasa dirinya lah yang berbuat dan berkehendak atas sesuatu. 

Namun pernahkah kita merasakan bergantung yang sebenar-benarnya kepada sang Pencipta dikala badai itu menghantam ?? ketika kita dibuat-Nya tak berdaya diterpa berbagai ujian demi ujian atau masalah berat yang hadir bertubi-tubi dalam kehidupan ini..

Perhatikan dan sadari saja ujian dan masalah kita itu sejenak,. "Masalah itu hadir atas kehendak ALLAH jua". Diamkan saja pikiran ini, lalu arahkan kesadaran kita hanya kepada ZAT yang Maha AGUNG... Hilangkan kemampuan diri ini lalu perlahan tariklah nafas dan hembuskan dengan tenang. 

Pada tarikan nafas sebutlah Huu...  
Dan pada Nafas keluar sebutlah ALLAH... 

Disitulah Letak Cinta.. 
Saat itulah ALLAH memanggil kita... 
Karena DIA ingin kita kembali... 
ALLAH ingin memberikan kita Kepahaman.. 
ALLAH ingin kita bersabar...
ALLAH inginkan kita Ikhlas menjalani hidup.. 
ALLAH hendak mengangkat kita...
ALLAH hanya ingin kita mengangkat tangan ini, Lalu mohonlah pertolongan kepada-Nya... 

Peganglah teguh keinginan ALLAH itu, pasrah saja pada takdir baik dan buruk untuk meraih kecintaan dan keridhoan-Nya, jangan kita sia-siakan waktu kesulitan maupun ujian kehidupan itu dengan bersedih dan hanya meratapi nasib dengan terus menerus menyalahkan diri, orang lain dan keadaan... 

Bangkitlah dari penderitaan kita, apapun masalah itu, Hadapilah..!!! karena ketika keyakinan itu muncul dari dalam diri ini maka, saat itu pula ALLAH akan selalu bersama kita demi mewujudkan segala keinginan, harapan dan juga jawaban dari setiap DOA yang kita sampaikan. 

Minggu, 01 Desember 2019

Ikuti Keinginan ALLAH

Ketika ALLAH ingin memberi kita kepahaman dan pencerahan tentang sedikit dari Hikmah masalah hidup yang kita alami, maka laksanakan dan jalani saja dulu segala amanah dan keinginan ALLAH itu dengan Ikhlas, Sabar dan selalu Bersyukur. 

Perintah ALLAH itu nyata dan senantiasa mengiringi perjalanan hidup ini, hanya saja kita terkadang tidak memahami perintah itu dan menganggapnya sebagai ujian hidup. Itulah sebabnya masalah kita tidak akan pernah selesai, justru akan semakin bertambah karena selalu dipikirkan. 

Padahal jika kita menggunakan Kesadaran Jiwa ini, amanah itu sangat jelas terlihat. Yang perlu disadari adalah jangan pernah kita mengandalkan kemampuan diri dan pikiran. Karena kemampuan dan pikiran kita ada batasnya

Memohonlah petunjuk dan bimbingan ALLAH dalam doa kita, Mintalah dan berkeluh kesahlah tentang masalah hidup ini hanya kepada ALLAH. selanjutnya ikuti saja keinginan yang dikehendaki ALLAH pada kita. 

Contoh : Ketika kita diberikan ujian atau masalah dengan pekerjaan, atau kesulitan ekonomi segala usaha yang kita lakukan selalu gagal bahkan apa yang kita ingin dan cita-citakan sampai saat ini belum juga terwujud.

Lihatlah kembali diri ini,.. Adakah kita selama ini berjalan atas kehendak ALLAH ?? Atau jangan-jangan semua usaha yang kita lakukan hanya semata-mata atas keinginan diri ini saja. Demi mengharapkan SESUATU yang tujuannya untuk diri kita sendiri.  

Tak ada yang salah dengan itu semua, karena tujuan Berdoa adalah meminta dan berharap hanya kepada ALLAH itu sudah benar... Akan tetapi jika kita pejalan ketuhanan (Salik) maka persiapkanlah diri ini untuk selalu mengkaji dan memahami perbuatan diri, dan kehendak ALLAH. 

Mengapa ALLAH memberikan kita pelajaran hidup... Tentu banyak Hikmah yang mampu kita gali secara mendalam pada kehidupan kita sendiri. 

Terkadang ALLAH memberikan kita sedikit rasa takut dan kekurangan itu tujuannya agar kita segara sadar untuk kembali kepada-Nya. Disanalah tanda kasih dan sayangnya ALLAH pada kita tanpa disadari. 

Beruntunglah jika ALLAH masih menegur dan mengingatkan diri kita dengan memberikan ujian atau sedikit Masalah kehidupan. Karena jika kesadaran ini segera tersambung ke ALLAH tiada lagi kita berburuk sangka akan kehendak-Nya itu. 

Bisa jadi ketika keinginan itu diwujudkan maka kita akan semakin Takjub dangan Doa kita, Diri ini semakin bangga dan sombong dengan apa yang dimiliki, bahkan menganggap segalanya adalah hasil kerja keras kita, Aku-nya diri ini semakin mengaku-aku.. 

Seberat apapun masalah yang menimpa hidup kita, segera kembalikan semua kepada ALLAH dengan berserah diri. Karena hanya DIA ALLAH yang mampu menolong kita untuk keluar dari segala masalah yang kita hadapi, Yakinlah itu mudah bagi ALLAH...

Apapun yang ALLAH inginkan dalam hidup ini bacalah,  pahami dan laksanakan. Ikuti saja dulu, terima saja dulu masalah itu dengan sabar dan ikhlas,... Jika itu sudah kita terima, pasrahkan apapun yang akan terjadi biarlah terjadi.

Ikuti keinginan ALLAH itu karena hanya ALLAH yang MAHA tau apa yang terbaik buat kita. Bukan dengan mengandalkan pikiran, kemampuan dan cara kita dalam menyelesaikan masalah itulah Keridhoan diri ini akan takdir dan af'al (Perbuatan) ALLAH. 

Karena kita tak akan pernah mampu berbuat apa-apa tanpa petunjuk, bimbingan, serta kekuatan dari-Nya yang Maha Agung. 

Makassar,  27 November 2019

Selasa, 19 November 2019

Berjalan Ketuhanan Ibarat Bersepeda

Menapaki jalan ketuhanan itu sangatlah berat, karena jika kita tidak terbiasa melakukan latihan dengan belajar terus menerus untuk berjalan, maka sangat rentan terjatuh. Seperti perumpamaan seseorang yang ingin pintar mengendarai sepeda.

Gambaran umum bersepeda itu adalah melatih keseimbangan tubuh,.. Jika telah mampu menjaga keseimbangan, selanjutnya adalah mencoba untuk sedikit demi sedikit berjalan dan akhirnya akan pandailah kita mengendarainya sehingga walaupun lepas tanganpun tak ada masalah..

Perumpamaan seperti inilah yang terkadang kita salah memahaminya, sehingga tiada lagi kita ingin tau agar bersepeda itupun terdapat rintangan yang sewaktu-waktu harus kita sadari keberadaannya. Karena walaupun hebat bersepeda tidak menjamin kita tidak terjatuh.

Banyak dari mereka yang justru pandai mengendarai sepeda, bisa terjatuh,.. Itu karena kita meremehkan hal kecil tentang sepeda. Dengan menganggap telah menguasai sepenuhnya tentang kendaraan tersebut..

Itu juga yang akan terjadi jika kita selalu mengandalkan kemampuan yang kita miliki... Padahal dalam bersepeda hal yang sangat penting untuk di ketahui adalah mengenai rute/ tujuan perjalanan dikarenakan tak selalu jalan yang ditempuh itu lurus tanpa rintangan !!!

Ada banyak medan serta tantangan yang harus dipelajari dan dipraktekkan dalam penguasaan bersepeda ini ketika kita berhadapan pada kondisi di lapangan.

Seperti contoh : bagaimana ketika bersepeda di rumput yang licin, ataupun akibat hujan deras,  di bebatuan yang cadas lagi berpasir bahkan di medan yang ekstrim sekalipun haruslah kita menguasai segala rintangan itu..

Begitulah perjalanan spritual Ketuhanan.  Semakin kita mengetahui sesuatu, maka pembuktiannya adalah pembelajaran kita pada ada diri ini sendiri yaitu pada wilayah keyakinan...

Dalam wilayah yakin ini,  Medan serta tantangannya adalah pada pengalaman hidup kita sehari-hari,... Mampukah kita tetap lurus dengan segala rintangan yang akan dihadapi ??? Adakah Kesadaran Jiwa ini senantiasa tersambung Kepada-NYA.

Allahurobbil Alamin..     
   

Rabu, 13 November 2019

Tujuan Nasihat

Tujukan saja nasehat baik itu pada diri kita sendiri,  sehingga siapapun yang mendengar nasihat itu akan tergugah hatinya.. Inilah cara belajar menjaga lisan kita dari menyakiti sesama.

Sebuah pohon yang dahan, daun dan rantingnya bergerak tidak pernah meminta angin untuk menggerakkannya.. Dia hanya mengikuti arahan sang angin.

Kemanapun angin itu berhembus kesanalah arahnya bergerak. Lidah ini sangat tajam, bahkan luka yang membekas akibatnya goresan itu bisa melukai perasaan seseorang seumur hidupnya.

Semoga Allah senantiasa menjaga lisan kita ini dari perbuatan sia-sia, sehingga perbuatan dari ucapan ini senantiasa dijaga, yaitu dengan berhati-hati dalam bertutur kata. 

Amin yaa Allah... 

Senin, 14 Oktober 2019

Jadikan Amanah Jangan Mencari

Rejeki itu dari ALLAH dan diberikan kepada makhluknya. Burung yang terbang di pagi hari tidak mencari rejeki tapi mereka hanya menjalankan amanah dan perintah ALLAH melalui Insting lapar yang menjadi nalurinya. Bahkan burung dan hewan lebih peka dalam menjalankan amanah dibanding manusia.

Manusia terkadang aneh, karena sudah tahu bahwa rejeki adalah pemberian ALLAH, mereka sudah berdoa, tapi masih susah payah mencari rejeki kesana kemari. Ini kan aneh, sudah minta kepada ALLAH masih mencari. ibaratnya anda meminta uang kepada seseorang, tetapi masih mencari-cari uang itu dirumahnya.

Kalau mencari itu berarti kita masih tidak percaya dengan pemberian ALLAH. Mencari juga akan membuat kita lelah karena selalu berfikir akan target dan harapan. Sehingga lupa pada ALLAH yang Maha Pemberi.

Coba berdoalah lalu niatkan saja bekerja karena amanah, keluar dari rumah untuk menjalankan perintah ALLAH yang merupakan bagian amanah-Nya. Pastilah tak ada beban... !! Akan menjadi beban jika harapan rejeki itu dari apa yang kita lakukan dan kerjakan.

Rejeki itu sudah ditentukan waktu dan kadarnya diberikan, bahkan Allah telah menjamin keberadaan rejeki kita. Maka sebenarnya tugas kita bukanlah mencari rejeki itu,  tetapi menjalankan saja perintah ALLAH dalam hidup ini.

Contoh : Kita berangkat ketempat kerja untuk bekerja, maka bekerja disini adalah menjalankan perintah ALLAH. Tugas kita hanya menjalankan saja amanah itu,  jikalau dalam pekerjaan itu ada hasil itulah rejeki kita hari ini.

Tugas yang diemban sebagai seorang Khalifah di muka bumi haruslah dipahami dengan Kesadaran Jiwa yaitu menyadari segala perintah ALLAH. Dan Perintah disini bisa jadi petunjuk dari-Nya untuk memperoleh seusai kita meminta.

Amanah adalah bahwa kita harus menerima apapun yang Allah titipkan kepada kita, bisa kepada keluarga, pekerjaan , atau apapun itu yang
Mendasari keinginan ALLAH pada diri ini.

Dalam melaksanakan amanah ini pastilah memiliki tanda yang menuntun kita dalam menjalankan Perintah ALLAH. Nah kita dalam kehidupan ini cukup menjalankan saja perintah itu,  maka uang akan datang sendiri, rejeki akan menghampiri kita dengan berlimpah.

Insya ALLAH

Selasa, 01 Oktober 2019

KOSONG

Banyak diantara kita termasuk saya didalam pengamalan Zikir Nafas dulunya yang di cari adalah Daya atau sensasi,..  Tujuan itulah yang menjadikan motifasi kita untuk berzikir. Sehingga tujuan lurus kepada ALLAH menjadi kabur dan terhijab.

Padahal yang utama dalam berzikir adalah menyadari dengan sebenar-benarnya bahwa tiada tujuan amalan apapun yang kita lakukan selain mendekat kepada ALLAH. Sehingga ALLAH ridho terhadap apa yang kita perbuat.

Jika kita melaksanakan amalan DN ini karena mengharapkan sesuatu bisa jadi kekecewaanlah yang di dapatkan.  Kenapa demikian ?? Sadarkah diri ini bahwa ALLAH menyaksikan kita, dia Maha mengetahui apapun yang tidak kita ketahui.

Sekalipun keinginan itu sangat halus dan disembunyikan dihati kita, itupun ALLAH tau. Tidakkah kita malu kepada-Nya,... Itulah mengapa niat itu sangat penting, karena dengan niat baik yang kita tanamkan, maka ALLAH akan memberikan kita pencerahan.

Kekosongan dalam berzikir itulah tujuan yang ingin kita harapkan,.. Jika masih ada yang kita cari dalam berzikir berarti masih ada keinginan lain selain ALLAH. Bisa jadi apa yang kita inginkan itu bukan keinginan ALLAH. Tapi Ego diri kita sendirilah yang berbuat, sehingga kita tidak pernah akan mencapai tujuan yang sebenarnya.

Jika ingin berzikir ya berzikir saja,  tidak perlu mengharapkan apa-apa dan keinginan apapun dari dzikir itu. Lurus saja ke ALLAH karena ALLAH itu Laisa Kamislihi Syaiun. Tidak dapat di serupakan oleh apapun...

Jadi jika merasakan kekosongan ketika berzikir teruskan saja dzikirnya karena itulah pengalaman yang benar.  Berdoalah dan minta kepada ALLAH agar diperjalankan untuk mendekat kepadanya.

Berdoa seperti yang biasa saya lakukan. "Yaa ALLAH perjalankanlah hamba untuk mendekat kepadamu yaa Robb, Hamba hanya Ingin mendekat kepadamu,  tidak ada yang lainnya". Selanjutkan pasrahkan diri ini mengikuti kehendaknya ALLAH.

Apapun pemandangan dan sensasi yang kita alami dan rasakan, tetaplah fokus dan lurus kepada ALLAH. Biarlah diri ini menjadi saksi keluar masuknya nafas, teruslah mengikuti nafas itu,.. Huu.. Saat Nafas Masuk.  Dan ALLAH disaat hembusan nafas.

Biarlah nafas itu mengalir alami tak usah diatur-atur atau dikendalikan. Karena itulah kehendak dan keinginan ALLAH yang DIA inginkan pada diri kita saat berzikir. Karena sehebat apapun kita tak akan mampu melawan kehendak-Nya.

Sebagai contoh : Seberapa lama kita atau tubuh ini mampu menahan keluar masuknya Nafas yang menjadi kehendak ALLAH...  Semakin lama kita menahannya, pastilah akan semakin tersiksa tubuh kita. Jadi Biarkanlah nafas kita mengalir dan tugas kita cukup menyaksikan saja.

🙏🙏🙏

Sabtu, 28 September 2019

Sadar ALLAH Zikir Tingkat Tinggi

Pemahaman kita selama ini tentang Berzikir secara Syariat dengan mengingat ALLAH itu tiada yang salah, akan tetapi coba kita pahami dengan Sadar ALLAH. Karena jika kita mengaji atau mengkaji apa yang bisa kita Ingat dari ALLAH. Namanya itu Bukanlah ALLAH. Huruf atau tulisan itu juga bukanlah ALLAH...

Didalam pemahaman Zikir secara Tariqat itu semua baik dan benar,.. Tata cara berzikir yang dilakukan secara batin maupun dengan menghitung bilangan-bilangan ratusan hingga jutaan ribu kali. Hingga berzikir dengan gerakan2 tertentu sesuai dengan panduan guru tariqah yang sudah di ijazahkan juga tidak ada yang salah..

Tetapi tujuan berzikir itu sampai tidak kepada yang Empunya NAMA separti yang ingin di tuju...!! Dapatkah kita ketenangan dalam berzikir seperti yang telah dijanjikan ALLAH... Jika belum, itu artinya ada yang kurang dengan ibadah zikir kita.

Zikir tertinggi itu adalah Sadar ALLAH...  Yaitu penyaksian Jiwa terhadap apa yang di ucapkan,  dirasakan dan dituju. Maka meleburlah diri ini dalam lautan kecintaan kepada Zat yang maha Agung Laisa kamislihi syaiun yang tidak dapat di serupakan oleh apapun.

Yaitu kesadaran bahwa hanya ALLAH yang ADA. Dan hanya ALLAH dibalik lafash yang di dawamkan dalam zikir kita. Maka masuklah kita kedalam alam tanpa presepsi, yaitu alam diatas kesadaran. Dan hanya Jiwalah yang bisa merasakan keterpisahan antara Jiwa,  Roh dan Jasad kita. Itulah Jiwa yang di mi'raj atau Jiwa yang diperjalankan kepada ALLAH.

Dzikir Nafas ini melatih kita untuk senantiasa Sadar ALLAH,.. Ilahi Anta Maksudi Wa Ridoka Maghlubi. Hanya Engkau Yaa Robb yang hamba Maksud, dan hanya keridoanmulah yang aku Harapkan.

Jadi hanya Keridoan ALLAH semata yang kita harapkan, sehingga hanya ALLAH sendirilah yang akan memperkenalkan dirinya kepada Hamba yang dicintainya. Itulah Cinta sejati... Cinta yang tidak ada lagi sekutu bagi ALLAH oleh apapun jua. Inilah dikatakan ber-tauhid sebenar-benarnya.

Karena penyaksiannya terhadap sahadatnya bukanlah Penyaksian Palsu..!! "Laa Ilaaha Illallah Muhammadur Rasullallah" Dialah yang merasakan dan Dia pula yang menyaksikan...
🙏🙏🙏

Jumat, 27 September 2019

Tentang Ikhlas


Kepasrahan itu belum tentu Ikhlas, tetapi dengan Keikhlasan sudah pasti kita menjalani yang namanya kepasrahan. 

Contoh : Saya pasrahkan hidup saya seperti ini itu artinya belum ada keikhlasan menjalani hidup. Tapi bila kita ikhlaskan hidup ini berjalan sesuai kehendak ALLAH berarti ada kepasrahan diri yang meliputinya.

Semoga kita senantiasa diberikan Keiklasan dalam menjalani kehidupan ini. Yaitu dengan membiasakan diri ini untuk pasrah kepada setiap takdir ALLAH yang baik, maupun pada takdir yang buruk sekalipun. ☕️☕️🙏🙏

Selasa, 24 September 2019

Wilayah YAKIN

Sesorang yang dikatakan bahagia itu adalah ketika dia tidak memiliki apa-apa dan tidak mempunyai hasrat atau keinginan apa-apa lagi terhadap sesuatu. Bahkan hidupnya pun disadarinya sebagai suatu amanah yang dititipkan.

Dia melepaskan segala kepemilikan ini dan itu pada dirinya, lalu menyerahkan segalanya kepada sang Maha Pengatur dan Pemilik Alam semesta ini yaitu ALLAH SWT. Itulah yang disebut kebahagiaan sejati. Dan hakikinya kebahagiaan.

Pasti akan timbul pertanyaan,.. Dimana letak bahagianya kalau hidup kita miskin, jangankan berfikir tentang harta,  untuk makan sehari-hari saja sudah sulit. Lalu apakah kita harus pasrah terhadap takdir hidup ini ???

Jika demikian pertanyaan dari diri kita,  sudahkah kita bertanya kembali bahwa apa yang kita lakukan selama ini sudah benar. Apakah kita sudah menyaksikan sahadat kita sendiri. Disitulah letak kesalahan kita selama ini.

Kita memiliki Tuhan yang Maha Segalanya,  Maha Kaya dan Maha Pemberi... Kenapa harus mencari tuhan yang lain untuk mengharap dan bergantung.

Kalau bicara tentang Bahagia itu munculnya dari dalam diri. Begitu banyak orang yang memiliki harta berlimpah namun hidupnya tidak pernah mendapatkan kedamaian, ketenangan apalagi kebahagiaan sehingga dengan harta yang dia miliki semakin membuatnya jauh dari ALLAH.

Nauzubillah min zalik... Kebahagiaan dengan melepaskan segala kepemilikan kita itu maksudnya adalah melepaskan keegoan diri. Lepaskan saja segala pikiran yang membelenggu diri ini dan merdekakanlah jiwa kita.

Cobalah benar-benar meminta kepada ALLAH. Contohnya : "Yaa ALLAH saya dan keluarga kelaparan ya ALLAH kami tak tau harus makan apa hari ini, atau selesaikanlah masalah kami ya ALLAH atau masalah apa saja yang membuat kita tidak bahagia". Rayu dan bujuklah ALLAH... Sudah pernahkah kita melakukan itu ???

Jika belum, cobalah,...!!!  Minta dan ceritakan segala keluh kesah kita kepada ALLAH. Karena ALLAH sangat menyayangi hambanya yang meminta. Sesekali tak apalah kita membuktikan kuasa-Nya. Ini agar menambah keyakinan kita.

Karena kebahagian yang saya maksud diatas itu adalah keyakinan akan kuasa ALLAH pada diri ini, maka semua itu datangnya dari ALLAH sehingga tak ada keraguan sedikitpun akan Kehadiran ALLAH dalam hidup kita.

Sadari saja setiap masalah dan kesusahan yang di alami itu adalah ujian dari ALLAH, sehingga kita akan mudah kita untuk melepaskan... Kembalikan kepada ALLAH dengan keyakinan bahwa hanya DIA ALLAH yang memberikan jalan serta petunjuk kepada kita untuk penyelesaiannya.

Sehingga yang terjadi dalam kehidupan kita ini yang menjadi keinginan nantinya akan diwujudkan ALLAH. Baik itu diminta ataupun tidak diminta, inilah wilayah Keyakinan,...  Cukup mudah bagi ALLAH mewujudkan segala keinginan kita,  Dia Hanya berkata KUN FA YAKUN. 

Sabtu, 14 September 2019

Tentang HAMBA

Hamba itu adalah derajat yang tinggi disisi ketuhanan. Karena derajat hamba itu hanya bisa diraih dengan kecintaan. Tapi Manusia dengan sombonganya malu mengakui hamba sebagai suatu kemuliaan. 

Seorang hamba hanya akan mengabdikan dirinya untuk tuannya. Dia akan mempertaruhkan apapun demi kesetiaannya pada pemilik dirinya itu. Sehingga apa saja yang menjadi perintah tuannya akan dilakukan itulah pemahaman hamba di jaman zahiliyah. 

Sedangkan saat ini hamba hanya dijadikan sebagai identitas ketaqwaan untuk menghindari ujub dan riya'nya perbuatan. Seperti contoh: Seseorang memberikan sumbangan pada mesjid dan meminta pengurus mesjid supaya namanya tidak dicantumkan sehingga pemahaman kita akan hamba ALLAH itu hanya sebatas identitas saja. 

Dari sisi Ketuhanan Hamba diartikan sebagai kecintaan seorang kepada sang pemilik alam jagad raya ini, termasuk pemilik jiwa-jiwa setiap insan.  Dia mencintai dengan kesadaran serta segenap jiwa raganya sehingga yang diharapkan hanya keridhoan ALLAH semata. 

Mereka beribadah karena tau akan kewajibannya bukan mengharapkan sesuatu dari ibadah atau apa yang dilakukannya. 

Tidak semua yang beragama Islam adalah hamba ALLAH, karena seorang hamba ALLAH itu adalah mereka yang derajatnya sangat mulia disisi tuhannya. Kita hanya mampu berharap menjadi Hambanya dengan pengakuan, akan tetapi apakah ALLAH mengakui kita sebagai Hambanya ?? 

Apakah kita telah membuat ALLAH tersenyum dengan apa yang telah kita perbuat dan lakukan, apakah sifat-sifat ALLAH yang pemurah, pengasih, penyayang, dll.. Itu sudah tercermin pada diri kita. Jika belum, janganlah kita mengaku sebagai Hamba ALLAH.

Semoga ALLAH memberikan kita petunjuk dan Hidayah-Nya sehingga kelak kita tergolong menjadi hamba ALLAH yang berserah diri. Ampuni kami ya ALLAH,.. Rahmatilah Hawa Nafsu kami,  Rahmatilah Jiwa-jiwa kami.. 

Masya ALLAH,.. 
Wallahu a'lam bissawab.  


Selasa, 10 September 2019

Sadar ALLAH

Apa yang saya ungkapkan adalah salah satu cara bagi diri ini untuk belajar, dari tulisan kita sendirilah saya belajar memaknai hidup. Itulah mengapa saya menulis ini dan itu...!! Semua dilakukan karena perintah-Nya. Maka, disinilah saya diberi kepahaman yaitu pada tulisan saya sendiri bahwa perintah itu dasarnya adalah untuk diri ini dan kepada siapapun yang ingin belajar tentang Tauhid Ketuhanan.

Intinya Melihat Af'al (Perbuatan) ALLAH pada diri kita sendiri itu adalah merupakan Cerminan Diri. Pada ranah ini kita sendirilah yang paling tau tentang siapa jati diri kita. Apa yang kita lakukan, ucapkan dan yang dijalani. Sudah sesuaikah ucapan dengan prilaku. Jika belum, berarti kita telah membohongi diri sendiri. Sadarkah kita telah mendustakan-Nya.

Jiwa yang sadar ALLAH adalah Jiwa yang senantiasa diberikan petunjuk oleh-Nya sehingga setiap langkah kita senantiasa merasa  diperhatikan serta diawasi. ALLAH hadir dalam setiap perjalanan hidup kita. Saya mencontohkan ketika kita ingin berbuat sesuatu yang melanggar hukum ALLAH maka diri akan merasa malu dan takut untuk melakukan perbuatan itu,  karena DIA senantiasa menyaksikan perbuatan kita.

Misalnya kita ketemu dompet dijalan atau apapun yang bukan milik kita maka hati ini akan tergerak karena ALLAH yang mengerakkan hati ini untuk mengembalikan dompet atau barang itu pada pemiliknya. Karena itu bukan hak dan milik kita. 

Begitupun dengan perbuatan baik yang kita lakukan karena mengharap sesuatu selain ALLAH. Seperti contoh, ketika kita memberikan sumbangan pada Masjid dengan maksud mengharapkan pujian dari orang lain. Secara tidak sengaja kita telah diperdaya oleh Hawa Nafsu kita sendiri. Hilangnya keikhlasan dalam ibadah itu karena yang kita lakukan bukan untuk ALLAH akan tetapi untuk diri sendiri.

Hakikat beribadah sesungguhnya itu adalah tiada Pamrih,.. Tidak mengharap dan menginginkan apapun karena itulah kewajiban kita sebagai Hamba ALLAH. Melakukan ibadah apapun semata-mata hanya untuk mencari dan mengharapkan keridhoan-Nya saja. Karena ALLAH maha melihat, Dia Maha mendengar lagi Maha mengetahui.   

Banyak yang harus dipahami dalam kehidupan ini dan seharusnya bisa kita sadari. Kenapa harus sadar ??? karena hanya dengan mengaktifkan Kesadaran Jiwa itulah sebenarnya inti yang menjadi jembatan tali penghubung diri  ini kepada ALLAH.

Kesadaran Jiwa menjadi jalan silatun itulah Sadar ALLAH agar dapat memahami segala perintah dan Amanah-Nya pada kehidupan kita. Karena sejatinya Hidup itu adalah amanah yang harus di SADARI oleh seorang Hamba.

Barakallah fiikum... 



      

Jumat, 06 September 2019

Kenapa AKU

Pernahkah kita bertanya pada diri ini mengapa ALLAH merubah kehidupan kita. Mungkin dulunya kita adalah seorang ahli maksiat kemudian bertobat dan hijrah sehingga hidup ini berubah arah 90 derajad menjadi lebih baik dari sebelumnya. 

Jika itu yang terjadi pada diri kita, yaitu mengalami serta merasakan perubahan baik yang hadir pada diri kita, maka bersyukurlah kepada ALLAH karena hidup kita telah dirubah melalui Hidayah-Nya. DIA lah ALLAH yang menginginkan kita menjadi baik. 

Jangan lagi kita mempertanyakan mengapa dan kenapa Aku seperti ini,...??

Kita ini bukanlah siapa-siapa karena setiap manusia dilahirkan ke dunia ini pasti memiliki tujuan. Dan tujuan itu adalah mengenal ALLAH seperti pada keinginan ALLAH pada sebuah hadist kudsi "Man Arafa Nafsahu Fakod Arafa Rabbahu"

Yang maksud dari hadist tersebut adalah barangsiapa mengenal dirinya maka,  dia akan mengenal Tuhannya. Kita harus mengetahui siapa diri sebenarnya jati diri kita ini, sehingga terang dan jelaslah tujuan hidup yang sebenarnya. 

Dari situlah kita akan dituntun,  dibimbing dan diajarkan sehingga sampai pada titik nol dimana tidak ada lagi pertanyaan pada diri ini, siapa AKU,..!!

Kenapa kita terlahir dan mengapa ALLAH merubah hidup kita. Itu semua adalah kehendak-Nya karena ALLAH berkuasa atas segala sesuatu. Inilah cara DIA memperkenalkan diri-Nya. Untuk selanjutnya hanya ALLAH yang tau perjalanan hidup kita. 

Karena dalam hidup ada tugas/ amanah (Perintah) maka, kewajiban kita adalah menjalankan saja yang diperintahkan ALLAH dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya. 
Barakallah fiikum,...





Kamis, 05 September 2019

Memahami Perintah ALLAH

Pernahkah kita memahami apa sebenarnya keinginan diri. Ketika keinginan itu sangat kuat muncul dari dalam diri ini sehingga memaksa kita melakukan suatu hal. Sesungguhnya itu adalah Perintah,..!!! Tetapi tidak semua dari kita dapat memahami perintah itu.

Biasanya perintah itu muncul dari dalam kalbu setiap manusia untuk melakukan perbuatan baik. Itulah hakikatnya perintah ALLAH pada diri kita. Sama halnya ketika kita mendengarkan suara Azan lalu kita meninggalkan pekerjaan untuk menyegerakan menyambut panggilan ALLAH tersebut. Sadarkah kita kalau itu adalah Perintah darinya ??

Jika paham itu perintah maka, disanalah letak amanah yang ingin ALLAH sampaikan kepada kita.

Saya contohkan lagi yaitu ketika kita melihat seseorang yang kesusahan, kemudian hati ini tergerak untuk membantu orang tersebut. Pada dasarnya itu adalah perintah dari ALLAH yang kita terima langsung. Jika kita sadar bahwa ALLAH-lah yang menggerakkan hati ini untuk memberi.

Disitulah yang saya maksud dengan memahami perintah-perintah ALLAH. Sadarilah bahwa perintah itu sangatlah jelas dan senantiasa terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Namun terkadang diri inilah yang mengaburkan perintah ALLAH dan enggan menyadari-Nya.

Itu karena kita senantiasa mengikuti keinginan pada diri kita sendiri. Kita terkadang menyangkal, bahkan menolak keinginan baik ALLAH untuk diri ini. Bukan terletak pada ketidak pahaman akan tetapi tiada kesadaran. Karena untuk memahami perintah ALLAH itu haruslah dengan Kesadaran. Jika telah Memahami, selanjutnya adalah Melaksanakan dan sampaikan kebaikan apapun yang kita terima agar menjadi berkah.

AMINN,.. Yaa ALLAH


Kamis, 29 Agustus 2019

HATI

Hati adalah cerminan diri. Tapi saya mengartikannya sebagai tanda atau peringatan. Karena di hati inilah segala sesuatu yang berhubungan dengan diri ini kepada segala Perintah dan Larangan ALLAH.

Melalui hati ALLAH memberikan hidayah, Cahaya dan petunjuk serta Ilham-Nya. Dan juga memberikan kita tanda atau Peringatan.

Jadi kata Hati-hati dimaksudkan agar kita senantiasa melihat jauh kedalam diri akan maksud dan Keinginan ALLAH atas segala kehendak-NYA.

Makna Hati-hati itu merupakan sebuah Isyarat atau tanda yang dimiliki oleh setiap manusia yang merupakan naluri alamiah-Nya. Melangkah dalam kehati-hatian akan tercermin oleh sikap dan prilaku kebaikan. Menjadikan diri kita senantiasa terjaga dan diawasi.

Seperti contoh : Bagamana mungkin kita dapat berbuat Dosa jika diri ini senantiasa diawasi-NYA. Bagaimana hendak berbuat kemungkaran jika kita sadar bahwa ALLAH melihatku dan selalu mengawasiku.

Jika hati senantiasa disucikan, maka tiada lagi hijab antara ALLAH dan Hamba. Karena pada ucapan, tindakan, dan lelaku kita seharusnya terlah tercermin adab, contoh serta panutan. Inilah di katakan berikhsan yaitu tingkah dan laku yang mencerminkan akhlak yang baik.

Maka sucikanlah senantiasa hati ini,.. Berprilakulah sesuai amalan. Agar Kesadaran Jiwa ini menjadi aktif. Jika kesadaran Jiwa ini telah aktif, Maka Hati kita akan menjadi lentera dalam perjalanan Diri ini kearah yang lebih baik. Insya ALLAH...
Barakallah fiikum.

Dimana ALLAH


‎             يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ 
”Wahai manusia ! Sesungguhnya kamu harus berusaha dengan usaha yang sungguh-sungguh untuk bertemu dengan Tuhanmu, Maka kamu akan menemuinya“. ( QS Al Insyiqoq 84 : 6 )

Lihatlah jauh kedalam dirimu...
Carilah kedalam dirimu...
Dia tidak berada di luar dan didalam
Di Bumi maupun di Langit
Dia tidak berada dalam pikiran
Tidak juga dalam hatimu

Karena ALLAH tidak diserupakan oleh apapun
DIA sangatlah dekat, bahkan lebih dekat dari urat nadimu...
Engkau dahulu pernah mengenalku...
Engkaupun berjanji Hanya Menyembahku...
Tapi mengapa kamu mengingkarinya ??

Jika kau masih melihat dirimu, masih merasakan nikmatnya Amalan Ibadahmu, masih mengganggap lebih atas kemampuan dirimu, itu artinya belum ada AKU dalam Perjalananmu...

Pandanglah satu dari yang banyak, dan yang banyak kepada yang satu. DIA yang Esa Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.

Salam Jiwa yang merdeka
Kesadaran Jiwa 

Minggu, 25 Agustus 2019

NASIHAT



Jiwa yang telah di Rahmati oleh ALLAH bukan berarti diri ini telah terbebas baik itu dari gangguan dan bisikan Iblis justru disitulah puncak kewaspadaan diri. Tak ada jaminan bagi diri ini untuk bisa selamat di dunia maupun akhirat. Apalagi jika diri ini telah merasa menjadi ahli surga. Berhati-hatilah jika telah beranggapan demikian, karena disitulah puncak godaan sesungguhnya.

Masih ingatkah kita akan kisah Nabi Adam A.S. Tentang keberhasilan Iblis yang menggodanya sehingga diturunkanlah Adam ke Dunia ini. Tidak sampai disitu saja, karena Iblispun telah bersumpah kepada ALLAH bahwa dia akan menyesatkan seluruh anak cucu Adam untuk menjadi temannya yang abadi di Neraka. 

Tulisan ini bukanlah hendak menakuti siapapun, akan tetapi kita memiliki tugas yang sama untuk saling ingat dan mengingatkan dalam kebaikan. Karena Manusia adalah tempatnya Khilaf, lupa, dan dosa. Tulisan ini hanya sebagaian kecil dari pemahaman dan sarana menasehati diri sendiri.    

Belajar untuk memahami diri ini,.. Karena memahami kehidupan itu tidaklah mudah, banyak godaan dan Hambatannya. Ibarat menjadi seorang Dokter yang tidak serta merta akan melakukan operasi pada pasiennya, karena sesuai dengan metode keilmuan yang dimilikinya maka, terlebih dahulu dokter itu mengindentifikasi penyakit sang pasien lalu memutuskan melakukan tindakan operasi.

Seorang dokter spesialis menempuh jenjang pendidikan yang sangat rumit dengan terbiasa untuk memperaktekkan keilmuannya di dunia medis. Inilah yang menjadikan dia semakin berpengalaman ketika memperktekkan keilmuan yang dia miliki pada pasien. Begitu juga dalam konteks Keagamaan, banyak sekali yang memahami Agama hanya dalam konsep Kontekstual.

Sehingga dengan kepahaman agamanya yang banyak muncullah keegoan diri dalam beragama. Baginya yang tidak sesuai dengan paham yang dia yakini adalah menyimpang dan salah. Sehingga prilaku cenderung menghakimi. Hati semakin keras dan kasar karena doktrin keyakinan dan kebenaran yang dipegang teguh dengan harapan akan mendapatkan kemuliaan surga di akhirat kelak.

Siapa yang menjamin diri kita adalah orang yang mulia dan selamat, sehingga dengan kesombongan itu kita menentukan sendiri tempat tinggal kita di Surga kelak. Masih pantaskah kita mengakuinya setelah tangan ini berlumuran darah saudara kita sendiri, atau mulut ini menghujat sesama manusia, atau berbuat dzolim kepada mahluk ciptaan ALLAH lainya.

Inilah yang saya maksud hati-hati dan waspada di atas. Bukankah Islam adalah "Rahmatan Lil Alamin",.. Artinya : Jadikanlah Islam itu Rahmat bagi sekalian alam semesta. Mampukah kita berhidmat terhadap seluruh mahluk di bumi ini dengan mengemban amanah KHALIFAH fil Ardh. Marilah kita intropeksi diri kita masing-masing.

Sangat disayangkan jika Agama Islam yang kita dapatkan dari turun temurun hanya di jadikan identitas dan simbol kebenaran dan pembenaran tanpa memahami dan mempelajarinya lebih mendalam mengenai esensi nilai kebaikan, cinta kasih, dan kasih sayang. Berjuanglah mengendalikan Hawa Nafsu pada diri ini. Dan senantiasa memohon kepada ALLAH agar diridhoi dalam setiap amal perbuatan kita.

Hingga akhir Hayat kitalah yang menentukan keselamatan diri ini.
Maha benar ALLAH dengan segala Firmannya,..





Sabtu, 24 Agustus 2019

BUKTI Ke- CINTA-an


Kecintaan itu butuh bukti,.. Prilaku adalah pembuktian cinta. Mana mungkin kita mudah mengucapkan TIADA YANG LAIN SELAIN DIA. Sedangkan perbuatan kita senantiasa menduakan-Nya.

Sadari saja itu dan Mulailah Mencintai dengan sebenar-benarnya CINTA. Karena DIA yang di Cinta tak butuh cinta dari ucapan dan Ibadah kita. Apa artinya Ibadah ini tanpa mencintai. Pasti akan cepat bosan, bahkan letih dengan Ibadah kita sendiri.

Itu semua dilakukan karena keinginan diri. Kita hanya berdagang kepada ALLAH. Dengan harapan Surga dan Neraka, berharap Pahala dan dosa. Sehingga ibadah yang kita lakukan hanya berharap surga, surga dan surga..!!

Esensi dari nilai kita Ibadah hanyalah Menjadi rutinitas dalam rangka melaksanakan kewajiban saja. Berlomba Mencari-cari pahala dari Ibadah yang kita lakukan, Padahal tujuan dari Ibadah itu sendiri bukanlah seperti itu.

Ibadah itu melatih kepekaan dan Kecintaan. Ibadah itu Silatun (Hamba dan Penciptanya) serta yang utama adalah membentuk rasa Syukur atas Nikmat yang kita Terima, Miliki dan Rasakan pada diri ini. Jika kita sadar dan mau memahaminya.

Segala yang ada pada Diri ini termasuk isi Hati kita adalah milik-NYA. Maka tak perlu diperlihatkan sesama hamba, tak perlu lagi diakui kemampuan itu, karena Hakikatnya kita hanya Dimampukan oleh-Nya. DIALAH ALLAH Maha kuasa, Maha Melihat lagi Mengetahui..!!!

Tunjukkan saja kecintaan kita itu dengan Kebaikan dan Prilaku sesama cipta-an, Tutuplah dan Sembunyikan amal dan ibadah kita dari keramaian. Cukuplah Rahasia itu menjadi milik kalian berdua. Dan hanya yang memiliki Cinta Sejatilah yang mengerti tentang arti CINTA.
Wallahu A'Lam Bissawab.

Jumat, 19 Juli 2019

EGO = PASUKAN TEMPUR

A. Dede Salga

Tidak ada yang memungkiri bahwa Hakikat kehidupan manusia adalah fitrahnya kesucian dan kebaikan. Akan tetapi seiring pertumbuhan kita dari bayi hingga saat ini akhirnya kita melupakan fitrah tersebut. Kita lebih condong memilih menjadi orang lain karena belum mampu melihat pada kesejatian diri kita sendiri.

Tubuh ini terbawa oleh keinginan-keinginan Hawa Nafsu. Segala yang berhubungan dengan keduniaan seolah menjadi motifasi kehidupan kita, sehingga diri ini lebih memilih memuliakan segala sesuatu yang berhubungan dengan keduniaan. Penghambaan kepada selain ALLAH tersebut sangat terlihat pada diri ini. 

Seperti contohnya : Demi menginginkan Harta, Jabatan serta Pengakuan dari orang lain maka, kitapun rela mengabaikan asal usul diri ini yang sesungguhnya berasal dari  ketiadaan menjadi ada. Kita rela berbuat apapun yang terpenting bagi kita adalah penghargaan dan pengakuan dari orang lain.

Bisa ini dan itu karena Akulah yang berbuat, mendapatkan posisi yang terhormat di karenakan usaha dan kerja keras yang dilakukannya. Membantu orang lain karena ada maksud dan tujuan ingin di puji dan di banggakan. Di dalam dirinya hanya ada pengakuan AKU, AKU,.. dan AKU. 

Kita bangga di sebut Kaya, dibilang Seorang yang berhasil dan dipanggil sebagai BOSS yang sukses, sehingga ingin di layani lebih oleh orang lain. Karena menganggap kesuksesan itu adalah hasil dari jerih payah dan usaha diri ini. Padahal tanpa disadari seluruh usaha tersebut adalah karena diri ini diberikan kemampuan oleh ALLAH untuk berbuat dan mendapatkan.

Inilah EGO yang sebenarnya menjadi Pasukan Tempur pada diri kita yang harus dikenali dan kendalikan keberadaannya. Jika kita memegang Ketauhidan (Laa ILA Haa ILLALLAH) maka tiada lagi peran diri ini serta kemampuan kita, karena semua yang terjadi pada kita SEJATI-nya harus dikembalikan kepada pemilik-NYA.

Dialah Maha Kuasa, Dia Maha Kaya, Dia Maha Besar tiada apapun yang bisa disandingkan yang setara dengan-NYA pemilik langit dan alam semesta ini.  

Jika segalanya telah dikembalikan maka, DIA-lah yang berhak menyandang-Nya itulah Sejatinya landasan Tauhid kita. Usaha dan kerja keras yang kita lakukan tujuannya hanya mengharapkan Keridhoaan-Nya saja. Maka temukanlah EGO didalam diri ini, kenalilah dia yang selalu berbicara atas dasar Hawa Nafsu kita karena itulah musuh kita yang harus diperangi, Dia adalah Pasukan Tempur pada diri ini yang sebenarnya. 

Wallahu A'lam Bissawab.    








Kamis, 23 Mei 2019

Pelajaran ALLAH

Disaat Keinginan Diri ini menentukan segala sesuatu dalam hidup kita termasuk dalam masalah  Ibadah. Maka, disaat itulah keinginan itu hanya berdasarkan atas keinginan diri ini saja. Itulah yang terkadang menjadikan kita terkadang merasakan bangga dengan cara kita berfikir itu semua karena diri ini mengagumi kemampuan pikiran diri kita sendiri.

Contohnya :
Saya ambil contoh diri ini saja, yakni pada keinginan diri ini.. Suatu waktu saya berkeinginan berzikir di Lantai atas (lantai 3) Ba'da Isya. Keinginan itu lantaran dipikirkan maka diri ini akan selalu tergerak pada pikiran-pikiran yang seharusnya tidak perlu untuk dipikirkan, karena disanalah ada peran dari pikiran didalam mengendalikan diri.

Memandang dengan berfikir maka, yang ada adalah suasana yang sangat mendukung padahal itu adalah tipuan dialam pikiran kita. Karena ketika kita berfikir saat itulah diri menganggap dan memprediksi keadaan yang belum terjadi yang keadaan itu sebenarnya hanya bisa terjadi atas kehendak dan izin dari ALLAH saja.

Pada saat kita berfikir maka diri telah berada pada alam bawah kesadaran diri ini, dimana kita akan berada di alam tempat dimana kita berfikir. Sehingga kejadian yang ada itu hanya bisa di bayang-bayangkan seakan bersentuhan langsung dengan alam sekitar tempat yang kita bayangkan diri melihat indahnya bulan, melihat gerakan daun yang tertiup angin dan kesejukan suasana di tempat itu.

Persiapan itupun direncanakan jauh sebelum berbuka puasa. Kopi, Rokok, dll sudah siap... Eehh ternyata Setelah berada diatas mulai dengan persiapan Ber-DN, ternyata ehh ternyata duduk beberapa menit tubuh ini mulai mendapatkan serangan dan gigitan nyamuk yang akhirnya membuat diri ini tidak nyaman berlama-lama berada di tempat itu. Untungnya masih gigitan nyamuk bagaimana kalau hujan pastilah diri ini akan berprasangka buruk kepada Kehendak ALLAH.

Nauzubillah Min Zalik..
Yang jelas,.. Ini adalah pelajaran bagi diri ini yang perlu diceritakan bahwasanya segala sesuatu yang telah kita rencanakan dialam pikiran ini jauh sebelum kita melakukannya. Itu bukan dari keinginan ALLAH, akan tetapi atas dasar keinginan diri ini saja. Padahal beberapa malam sebelum-sebelumnya tempat ini merupakan tempat favorit saya dirumah ini. Dengan duduk disini tanpa rencana dan keinginan apa-apa seolah semuanya berjalan lancar, Alam semestapun seakan mendukung dan merestui perbuatan ini.

Akhirnya saya hanya bisa menikmati Jumat malam, tanggal, 16 Mei 2019 ini dengan secangkir Kopi ditemani Rokok sambil Me-nyimak Diskusi Grup WA dan kajian Youtube . Inilah kenikmatan, ketenangan sebenarnya dan Nyata jika merasakan Anugerah yang ALLAH berikan pada diri ini. Sangat Indah, karena inilah Keinginan ALLAH pada kita saat ini. Subhanallah, Alhmdulillahh Wala Ilaha Illallah... Allahu Akbar.

Selasa, 16 April 2019

IKHSAN

Mendengar kalimat tersebut, asal katanya diambil dari Bahasa Arab yang artinya adalah "Kesempurnaan", atau "Terbaik". Dengan makna seorang yang menyembah ALLAH seolah-olah dia melihat-Nya, dan jika ia tidak mampu membayangkan melihat-Nya, maka orang tersebut membayangkan bahwa sesungguhnya ALLAH melihat perbuatannya.

Tujuan utama dalam beragama adalah menjadi Muslim yang ber-Ikhsan dengan melaksanakan kewajiban  sebagai seorang Islam yang berakhlak atau berprilaku yang baik. Sikap inilah yang harus dimiliki oleh setiap umat Baginda Rasulullah.

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : “Sesungguhnya aku diutus (Allah) untuk menyempurnakan Akhlak.” (HR Ahmad) Firman Allah ta’ala yang artinya : “Sungguh dalam dirimu terdapat akhlak yang mulia”. (Q.S. Al-Qalam:4)

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah”. (QS Al-Ahzab:21)

Muslim yang memandang Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) atau muslim yang bermakrifat adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat kepadaNya.

Imam Qusyairi mengatakan “Asy-Syahid untuk menunjukkan sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)”

Ubadah bin as-shamit ra. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: “Seutama-utama iman seseorang, jika ia telah mengetahui (menyaksikan) bahwa Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada“

Rasulullah S.A.W bersabda “Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)

Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani, “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?” Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?” “Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali. Sayyidina Ali ra menjawab “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati”

Sebuah riwayat dari Ja’far bin Muhammad beliau ditanya: “Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?” Beliau menjawab: “Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah”. “Bagaimana anda melihat-Nya?” dia menjawab: “Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.”

Jumat, 12 April 2019

Jalan yang Lurus


Dalam kehidupan ini kita senantiasa meminta kepada ALLAH agar ditunjukkan jalan yang lurus. Apakah Jalan kita salah atau tersesat ?? Semua tergantung pada niat dan tujuan ibadah yang kita kerjakan. Jikalau Shalat hanya untuk mengharapkan Pahala dari ALLAH maka, tujuan kita bukan ke ALLAH tapi pahala itulah yang menjadi Tuhan sesembahan shalat kita.  

Begitu juga dengan Amalan Ibadah lainnya seperti Sedekah, Zakat, atau Kebaikan yang dilakukan dengan niat Ikhlas tapi terdapat berhala di sebalik amalan itu. Berarti diri ini telah tersesat, kita telah salah mengartikan amal dan berharap balasan dari setiap apa yang dilakukan sehingga dengan Kesadaran Jiwa ini harus kembali kepada Jalan yang Lurus.. "Ihdinas Syirathal Mustaqim" (Yaa Allah tunjukanlah Aku Jalan yang Lurus).

Mungkin selama ini kita sering mengambil faidah serta manfaat dari setiap amal yang kita lakukan. Sebagai contoh : Shalat Duha dilakukan hanya untuk mengharapkan kemurahan dan turunnya Rezki, Shalat Tahajjud dilakukan jika memiliki hajad (keinginan), Puasa untuk mendapatkan kesehatan, pahala yang banyak dan Ibadah lainnya Demi ini,.. Agar itu,.. dan lain-lain.

Yaa Allah sungguh sangat tersesat diri ini,.. Sesungguhnya perbuatan hamba ini adalah Syirik dengan sengaja telah menyekutukanMU. Tunjukkanlah hambamu ini jalan yang lurus. Beribadah dan Berbuatlah kebaikan hanya semata-mata karena ALLAH S.W.T kalaupun kita mendapatkan manfaat dari ibadah yang lakukan sadarilah bahwa itu hanyalah sebagai Bonus Pemberian ALLAH. Itulah bentuk kasih sayang ALLAH kepada Hambanya. Bertauhidlah dengan Jiwa dan raga ini. Sadar diri, Sadar ALLAH. Wallahu A'lam Bissawab. 

  

 

Kamis, 11 April 2019

HARGA DIRI

A. Dede Salga

Pernahkah kita membahas membahas mengenai harga diri,.. Tentulah sering, bahkan hidup ini rela dipertaruhkan demi yang namanya Harga Diri ini. Seseorang akan rela MATI demi Harga Dirinya agar tidak dilecehkan, direndahkan, dan dihinakan.

Tetapi perlu kita menilik sedikit mengenai Harga Diri, Berapakah nilai yang pantas untuknya.. atau jangan-jangan memang tak berharga sehingga bisa di bahasakan dengan nilai. Jika itu yang terjadi maka tak perlu lagi membahas Harga Diri. Karena sudah sangat jelas...!!!

Itulah mengapa dalam Islam kita diperintahkan untuk Shalat. Saya mencontohkan 1 saja gerakan Shalat yaitu Sujud, dari sujud ini jelaslah bahwa Kepala ini nilainya sama atau sejajar dengan Kaki itu artinya bahwa Kepala yang kita Banggakan saja letaknya sejajar kaki. Belum lagi kena pulak kepala ini sama kaki orang di depan kita. 

Kembali pada Harga Diri tak apalah jika dibahasakan sebagai saling Menghargai, mengasihi dan menyayangi. Maka akan jelas maknanya apalagi harganya. Tak mungkin orang lain akan meremehkan, dan melecehkan, apalagi menghinakan karena diri ini sama-sama memiliki harga yaitu Kasih dan Sayang.

Inilah sebenarnya Ukhuwah Islamiyah karena dengannya diri ini akan saling Menjaga Harga Diri masing-masing. Semakin tinggi pengetahuan semakin rendah hati, semakin kaya harta semakin sering berbagi dan bersedekah. Maka semakinlah berharga diri ini untuk orang lain.

Diri ini tidaklah begitu penting...!! Tak perlu pujian dan kebanggaan. Karena kita ini memang tidak Ada. Diri ini hanyalah suatu peran yang jalan ceritanya telah tertulis. Tugas kita hanya menjalankan peran itu sebaik-baiknya. 

Bicara Silaturahmi

A. Dede Salga

Mengapa bicara Silaturahmi lebih baik daripada membahas Ilmu tentu saja karena silaturahmi ini menyatukan hati sedangkan ILMU bersifat personal. Ilmu cenderung kepada EGO diri. Karena pengetahuan itu sifatnya materialistik. Semua bisa dinalarkan dengan Akal Pikiran.

Saya mencontohkan : Ketika ada yang paham dan mengerti masalah agama, maka ketika pembahasan mengenai agama diri akan merasa paling tau... Bahkan kesalahan ucapan mereka yang ingin belajar itu, kita salahkan karena beda pemahaman menurut teori, tingkat pemahannya yang tinggi beserta Dalil Katanya.

Jadi tidak ada hikmahnya berdebat, yang ada diri yang belum paham merasa terkucilkan karena merasa tak berilmu, dan Kesombongan yang muncul bagi yang mengetahui. Maka lebih indah jika kita bicara silaturahmi sajalah.

Banyak hikmah dan manfaat Silaturahmi ini jika kita melaksanakannya. Silaturahmi adalah keutamaan Ibadah. Kita tidak akan pernah tahu kapan dan di mana Rejeki itu datang tapi dengan membiasakan bersilaturahmi bisa saja pekerjaan maupun rezeki itu datang menghampiri.

Silaturahmi yang dilakukan atas dasar cinta kasih dan sayang ALLAH ini akan mempererat hubungan kekeluargaan, dapat menyambung kembali persaudaraan yang telah lama terputus. Sehingga tanpa dicari ILMU pun juga hadir dalam pembicaraan sehingga bertambahlah pengetahuan kita.

Inilah mengapa silaturahmi bisa menghadirkan Rejeki, bisa menyehatkan jasmani serta rohani dengan candaan dan kebahagiaan bersama sahabat atau saudara yang lama tak berjumpa. Masih banyak faidah lain, merupakan kebaikan serta keutamaan yang ALLAH kehendaki melalui jalan silaturahmi itu. ☕☕

Senin, 01 April 2019

Judul-Nya MAKRIFAT

Suatu hari saya di Nasehati oleh Saudara Grup WA tentang EGO. Penyampaian tentang ILMU yang dianggapnya sebagai sesuatu yang bukan dari diri ini. Penyampaian itu tidaklah murni walaupun niat hati hanya menyampaikan,...!! Itulah cara Tuhan menegur diri ini. Begini pula cara kami belajar. Memang agak susah untuk memahami apalagi membahasakan tulisan ini, tapi akan coba saya sederhanakan pembahasan mengenai Judul-Nya Makrifat melalui tulisan ini.

Memahami Ilmu Makrifat itu sebenarnya Tidaklah sesulit apa yang digambarkan oleh mereka yang awam terhadapnya. Makrifat ini mengenal ALLAH melalui hasil lelaku (Jalan Pencari Tuhan) jika dibahasakan dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dipahaminya. Membahas ini bukanlah Ilmu Langit yang mengambang dan tidak bisa dipahami oleh setiap orang. 

Ketika diri telah mampu memahami keinganan Tuhan pada diri ini sebenarnya kita telah masuk dalam Ber-Makrifat. Bukan lagi rahasia dalam membahasnya karena tingkah serta prilaku kita yang senantiasa merasa diawasi-NYA. Sehingga berhati-hatilah diri ini dalam sikap dan berprilaku. Tuhan memberikan pemahaman pada diri ini, juga Hidayah-Nya pada Hamba yang diinginkan-NYA. Bukan Hamba yang merasa atau mengaku mengenal-Nya.

Keinginan DIRI ini sebenarnya adalah Keinginan-Nya Jua. Masalahnya mampu tidak DIRI membaca keinginan-NYA itu. Bagi seorang Pesalik/ Pejalan selalu merasakan Dirinya yang tiada berkemampuan melainkan Kemampuan dari-NYA semata. Tetapi disinilah banyak Jebakan menyertai itu. Istilah jebakan ini biasa dipahami dengan ikutnya HAWA NAFSU pada diri ini baik secara prilaku lelaku maupun perbuatan Hamba.

Karena jika merasa sesuatu berarti diri masih merasakan,...!!1 Itu belum atau bukanlah rasa yang sebenarnya RASA. Bisa jadi itu adalah merupakan perasaan EGO yang menyelimuti diri. Sangat Haluslah perasaan inj menyelimuti kesalehan hamba atau seseorang yang ingin berbuat dan belajar untuk mendekat atau telah merasakan kedekatan dengan ALLAH. Inilah yang dimaksud Jebakan EGO tadi. 

Jika DIRI telah mampu berdiri maka, yang perlu dilakukan adalah menyadari kemampuan berdiri itu. Karena mana mungkin diri ini mampu berdiri dengan sendirinya tanpa ada proses untuk berdiri. Ini masih pada tahapan berdiri lalu bagaimana jika diri ini telah mampu berjalan, telah mampu berlari apalagi melompat,... Maka tak dapat dibayangkan berapa jauh diri ini telah merasa. Nauzubillah min Dzalik.

Janganlah menganggap diri ini telah Ber-Makrifat. Karena Makrifat bukan Ilmu, juga bukanlah Pengetahuan. Jika merasa telah memahami, maka ada perbuatan. Jika telah tercermin berarti telah melaksanakan Lelaku-Nya. Inilah Makrifat sesungguhnya yang juga dipahami bahwa segala sesuatu terjadi hanya menjadi Rahasia-Nya. Hanya ALLAH sendirilah yang memberikan pemahaman pada sekalian Jiwa. Wallahu A'lam Bissawab.

Inilah bentuk Kesadaranku yang Fakir akan Ilmu, Jika ada Kesadaran Jiwa ini, maka tanpa perintah ataupun Instruksi Jiwa segera menangkap pesan itu. Alhamdulilahi Robbil Alamin.





Kamis, 28 Maret 2019

Jebakan ILMU

A.Dede Salga
Makassar, 28 Maret 2019



Bicara ILMU akan melibatkan EGO. Karena ketika ILMU telah dikupas maka yang merasa berilmu akan Menganggap diri paling bisa dan paling tau. Disinilah letak EGO diri inipun akhirnya masuk dalam perangkap Batman. (Istilah EGO = Hawa Nafsu)

Tiada Guna bicara ILMU dengan mereka yang telah memiliki ILMU karena kita telah sama-sama tau. Sebagai pejalan (Salik) sekalipun bisa saja terpancing oleh EGO ini sehingga akhirnya diri inipun masuk perangkap Betmen.

Tanpa kita sadari Inilah godaan Hawa Nafsu yang sesungguhnya... Jadi kembalilah pada Kesadaran Jiwa. Dengan menyadari diri akan mengenal arah. Diri akan lebih tertuntun kearah yang lebih baik. Bijak dalam menyikapi dan Santun dalam berprilaku.

Tipu daya Iblis sangatlah halus bagi Pesalik, mungkin saat ini mereka lengah, lemah, dan tak berdaya. Hanya menjadi penyaksi ketaatan diri ini. Tapi jika ada CELAH, maka akan dimanfaatkalah semaksimal mungkin karena kita sama-sama punya Tujuan.

Lalu Bagaimana Memahami ILMU ???

Apapun bentuknya ilmu Itu jadikanlah sebagai Khasanah. Jika kita belum memahaminya Yakinlah bahwa Kepahaman Itu Milik ALLAH sehingga tiada terbebani diri ini untuk memahami sesuatu. Disitulah pembelajaran ALLAH.

Cepat atau lambat, meminta atau tidak meminta pada saatnya tiba kita akan diberikan kepahaman Oleh-NYA. Entah melalui peristiwa yang kita alami dalam kehidupan ini, ataupun akan ditunjukkan dengan cara memahami perjalanan seseorang baik secara tertulis seperti buku, tulisan, maupun secara prilaku. yang keseluruhannya merupakan pelajaran hidup.

Intinya adalah berserah diri dan kepasrahan pada Keilmuan yang menjadi Milik-NYA. Jika kepasrahan itu telah ada maka Mintalah kepada SANG Pemilik ILMU tersebut agar diberikannya diri ini kepahaman. Caranya adalah dengan Ber-DOA. adapun Doa yang biasa saya lakukan saya memberikan contoh : "Ya ALLAH Aku tidak memiliki Ilmu apa-apa ya ALLAH berikanlah diri ini kepahaman".

Jika diri ini telah meminta maka tunggulah,.. Bersabarlah, Syukuri Ilmu yang saat ini kita pahami dan Ikhlaskan bahwa Ilmu itu sejatinya adalah bukanlah milik diri ini. Sedikit demi sedikit kepahaman itu akan datang dengan cara dan jalan yang kita tidak kita sangka-sangka. Wallahu a'lam Bissawab. Semoga bermanfaat 🙏🙏

Kamis, 21 Maret 2019

Intropeksi Diri












Kita sebagai Manusia terkadang lupa diri. Sehingga kita menganggap yang terjadi pada diri dan sekitar kita adalah cobaan dari ALLAH. Padahal jika kita Intropeksi diri ini benarkah ini cobaan ??? Bisa saja itu adalah azab ALLAH.

Jika tertanam pada diri ini Ketauhidan Laaila Haa Illallah (Tiada tuhan yang aku sembah selain ALLAH) maka tiada lagi diri ini akan merasa takut, sedih terhadap apa yang menimpa hidup ini. Karena semua dalam Perlindungan, kasih dan sayang-Nya.

Bukankah ALLAH maha Melihat, Maha Mendengar, Maha Mengetahui jadi Jangan lagi kita melihat keterbatasan pada diri ini dan cobalah pasarahkan segala masalah hanya kepada-Nya. Jika itu ujian dari ALLAH maka segeralah bertaubat.

Karena Hakikat Ujian itu sebenarnya adalah untuk memberikan penyadaran kepada hambanya yang lalai untuk kembali. Sedangkan Azab merupakan kelanjutan ujian hidup yang tak pernah disadari. Jadi Intropeksi diri disini bisa jadi renungan agar mengembalikan semua masalah kita kepada-Nya.

Kenapa ujian ini tiada berakhir ??? Jawabanx ada pada diri sendiri. Sudahkan kita pasrahkan Hidup ini dengan Penyaksian hidup kita atau kah kita merasa mampu menyelasaikan tanpa ALLAH. Jadi jangan lihat ujiannya tapi lihatlah keinginan ALLAH dibalik setiap masalah. 😇🙏🙏


Kesadaran Jiwa,
Makassar, 17 Maret 2019

Minggu, 24 Februari 2019

SYIRIK

A. Dede Salga

Kesyirikan itu adalah sikap dan prilaku. Tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari kita berlaku demikian. Yang kita lakukan jika tiada ALLAH menyertainya maka kita akan terperangkap pada Kesyirikan yang Nyata dan tanpa di sadari.

Sebagai contoh : Ketika kita menganggap bahwa upah/gaji yang kita dapatkan dari pekerjaan yang dilakukan adalah hasil kerja keras kita itu sudah termasuk syirik. Begitu juga rasa bangga terhadap apa yang kita miliki seperti harta, Jabatan, uang yang banyak dengan itu timbullah kesombongan dengan merasa paling memiliki, paling mampu dan sebagainya.

Berapa banyak diantara kita yang takut kehilangan pekerjaan, kehilangan jabatan, dan usaha dengan merelakan diri ini larut dalam sesembahannya. Betapa takutnya kita pada sesorang yang punya kekuasaan sehingga diri inipun rela mati dan mempertaruhkan apa saja demi tercapainya keinginan dan kepentingan kita.

Jadi Syirik disini bukan hanya Menduakan ALLAH. Tapi pada letak Tauhid penyembahan kita. Kalau kita mengganggap diri ini hebat maka Keangkuhanlah yang berperan. Merasa paling Alim (Ustasz, Ulama, Kyai), Merasa paling bisa, Merasa Mampu, Merasa tau segalanya, Merasa Kuat, terus Merasa dan merasa...!!

Jika demikian bisa jadi diri inilah yang menjadi berhala kita. Ini juga adalah Kesyirikan yang nyata tanpa disadari. Mana mungkin kita mengaku Tiada Tuhan selain ALLAH jika di dalam diri ini masih ada ke-AKU-an. Apakah tidak kita pahami maknanya sehingga sangat manis dan mudah sekali di ucapkan..

Siapakah yang memberikan kita kehidupan, memberi kita Rejeki, pangkat ataupun Jabatan, dan siapa yang memberikan kita kemampuan ini dan itu sehingga kita masih hidup hingga saat ini selain Rahmat, Kasih dan Sayang ALLAH kepada kita. Jika itu belum kita sadari maka perlulah kita pertanyakan diri dan ketauhidan ini, sudahkan saya tidak menyekutukan ALLAH S.W.T. Wallahua'lam Bissawab.


Salam Kesadaran Jiwa 

Mks, 24 Februari 2019.

Senin, 21 Januari 2019

BERSERAH DIRI













A. Dede Salga

Yaa Allah Yaa Rabb,..
Kegundahan ini melanda Jiwaku
ku tak tahu mengapa
Yang Jelas Aku merasa takut
Kucoba menata hati ini
Menyambungkan Jiwa ini KepadaMU
Engkau Tau...
Engkaupun Merasakan...
Ketakutan ini hanya milikmu
Sadarkanlah Hambamu ini
Biarlah yang terjadi semua atas KehendakMU.
Ikhlaskan saja...
Tiada lagi yang aku takutkan
Jika Aku bersamamu
Tiada lagi yang menjadi milikku
Innalillahi wa Innailahi rajiun
Ku tunggu rencanamu.

Makassar, 21 Januari 2019 (11.09 wita)

Rabu, 16 Januari 2019

Terkurung Oleh Dunia Materi

Kehidupan sejatinya adalah sebuah perjalanan diri,.. Kita terbiasa hidup di alam Materialistis yang artinya melihat segala sesuatu dari keberhasilan dunia. Bendanya (Harta) yang selalu dilihat jika tak ada harta, dipandanglah sebelah mata.

Sejak kecil kita diajarkan untuk mengejar materi, Bahkan orang tua kita sering berkata "Sekolahlah yang tinggi karena kelak kamu sendiri yang akan merasakan hasilnya". Dari sinilah kita mulai memahami, bahwa Sekolah itu akan merubah hidup dan status sosial sehingga pemikiran materi ini yang selalu membekas dalam kepala sejak kecil.

Jika seperti ini, maka secara tidak langsung kesuksesan atau kebahagiaan hidup itu ukurannya adalah Materi (Harta). Banyaknya harta/ materi dan tingginya pendidikan yang dimiliki sesorang itulah tolak ukur status sosial di Masyarakat.

Coba direnungkan hidup ini, mulai dari bangun tidur hingga akan kembali tidur masih terbayangkah dipikiran ini sesuatu tentang materi ?? semisal, besok harus melakukan planing ini, plan itu dan haruslah mencapai target...!! atau contoh lainnya kira-kira saya masuk dalam promosi jabatan ini dan jabatan itu gak ya,..!!

Atau harapan-harapan yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari seperti takutnya diri ini kekurangan makanan serta selalu berharap kepada seseorang demi mendapatkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari.


Harapan ini timbul dari golongan manusia manapun. Entah itu yang dikatakan miskin ataupun yang telah berkecukupan sekalipun mereka teruslah berlomba-lomba demi mengejar harta kekayaan dunia, dengan harapan agar tercapainnya kebahagiaan dunia menurut versi mereka masing-masing.

Dunia telah menutup langkah kita, dan memaksa agar menyerahkan hidup ini kepadanya. Berbagai carapun akan dilakukan demi melahirkan dan mencetak generasi sukses dan kaya. Disini anaklah yang akan menjadi korban. Tiada pembelajaran yang bermanfaat selain materi (sekolah dan uang).

Mengapa tidak kita sadari bahwa dunia Materialistik itulah yang menipu hidup ini. Memaksa diri dengan segala aturannya agar kita menjadi robot pekerja keras demi mengejar pundi-pundi dan status sosial. Yang ujungnya adalah mendapatkan pengakuan dari orang lain. Sadarkah kita telah tertipu oleh dunia ???

Berapa banyak waktu yang telah kita sia-siakan hanya untuk mengejar kebutuhan dunia yang tiada habisnya, kita korbankan diri, keluarga dan masyarakat hanya untuk bekerja demi kebanggaan status sosial dan mengganggap semua yang telah di usahakan itu, kita dapatkan melalui kerja keras kita.
Sadarkah kita dengan itu semua,..!!!  Pernahkah terpikir dalam benak ini, bahwa segala usaha serta kesuksesan itu datangnya dari Sang Maha Kaya dan Maha Pemberi yaitu ALLAH  S.W.T.  Kalau belum, maka perlu kiranya kita mengetahui dan belajar untuk intropeksi diri ini.

Adilkah jika usaha dan kesuksesan yang telah kita raih itu semua tanpa campur tangan ALLAH di dalamnya. jika kita belum menyadarinnya segeralah mencari tau, karena tiada kemampuan diri ini tanpa kehendaknya. Kitalah yang dibuat bisa oleh-NYA. Kitalah yang dimampukan-NYA. Tiada sedikitpun kemampuan dari ini. Wallahualam bishawab.





Senin, 14 Januari 2019

Debat Dunia

Andi Dede Salga
14 Januari 2019

Sadarkah diri ini selalu disibukkan oleh sesuatu yang berurusan dengan keduniaan. Berbicara dan berbuat sesuatu yang merusak akal serta pikiran ini. Diri yang selalu merasa paling benar dan pendapat orang lain adalah salah.

Kita sangatlah berambisi untuk mematahkan pendapat orang lain yang berbeda pemahaman dengan pemikiran kita, Sehingga diri merasa bangga jika telah menang atas pendapat-pendapat itu. Diakuilah Kepintaran kita, naiklah status kita, dianggaplah diri ini dan semakin sombonglah diri.

Ini adalah EGO diri yang tanpa disadari telah membutakan mata dan hati kita. EGO ini senantiasa memaksa diri untuk senantiasa mengikuti Hawa Nafsu. Dan tanpa kita sadari diri ini telah banyak menyakiti dan banyak orang yang terluka karena ucapan yang keluar dari mulut ini.

Bukan hendak membela siapa-siapa karena pada dasarnya ketika kita berbicara maka ucapan kita itu sesungguhnya hanya untuk membela diri sendiri dan menganggap pendapat kitaklah yang paling baik, kitalah yang paling benar, itulah EGO yang berbicara, tiada lagi akal sehat.

Kalau orang lain telah merasa kalah dalam berdebat, Itulah kemenangan bagi kita. Walaupun hakikatnya kemenangan itu adalah kemenangan semu. Tapi pengakuanlah yang dicari,... Sehigga tak jarang dari perdebatan tersebut berujung pada perkelahian. Nauzubillah min dzalik.

Perdebatan kepandaian itu sebenarnya akan membawa kita pada Ke-egoan. Untuk apa kita berdebat ilmu kepada mereka yang telah sama mengerti..!! Seharusnya ilmu itu menjadikan ladang pahala agar dengan ilmu yang dimiliki semakin banyak amal kita. Dan bermanfaatlah ilmu itu.

Disinilah letak kemenangan Iblis atas penguasaan diri ini, jiwa kita tidak dapat berbuat apa-apa, Dia (Jiwa) ini hanya akan menyaksikan pertarungan EGO, sebagaimana telah tersandra dan dibelenggunya Jiwa oleh ikatan raga ini. 

Sehingga Dzahir yang tampak nyata adalah Jiwa-jiwa yang telah dikuasai sepenuhnya oleh Hawa Nafsu.. Maka, tertawa dan menarilah para Iblis karena keberhasilan misinya. Diri ini tidak akan dapat melihat kesedihan Jiwa yang telah mati. Sesungguhnya engkau telah memenjarakan Kebaikanmu sendiri,... Wallahu A'lam Bissawab.

Rabu, 09 Januari 2019

Tulisan Kalbu

-
A. Dede Salga-

Menulis bukanlah keinginanku
Tapi dengan menulis aku bisa becermin diri
Aku banyak belajar dari tulisanku sendiri
Orang lain juga bisa mengambil pelajaran yang baik dari tulisanku
Inilah mengapa begitu tertariknya untuk kutumpahkan rasa
Bercerita tentang kehidupan melalui tulisan
Agar suatu saat nanti aku bisa belajar
Bahwa tulisanku telah bercerita tentang Hidupku

Jauh sebelum kupahami maksud dan makna hidup
Tulisan itu ada di dalam bayang-bayang pikiran
Tulisan yang selalu berbicara tentang AKU
Yang Artinya bukanlah hanya kata-kata semu tanpa makna
Belum tertorehkan dalam gambar nyata dan terlihat
Tetapi tulisan itu begitu nyata dan tak bisa digambarkan.

Aku hanya akan terus menulis,...
Tak perlu di maknai karena ini hanya untukku
Jika kaupun ingin menulis maka tulislah tentang dirimu.
Menulislah tentang perjalanan hidupmu,
Agar tiada orang yang tersakiti olehmu.
Ajaklah mereka kepada jalan kebaikan
Semakin bermakna semakin tak akan kau pahami
Hidupku dan hidupmu adalah bagian dari cerita-NYA

Jangan Pernah Menilai dari Tampilan Luar

Allah s.w.t. memberikan kita kesempurnaan karena diberikannya akal dan pikiran yang melekat kepada setiap Manusia. Kita juga diberikan Panca...